ORARI sarana dan wadah bangun kebersamaan dan komunikasi kabar sukacita

Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (ORARI) adalah sarana dan wadah yang baik untuk membangun kebersamaan dan komunikasi yang lebih bermartabat untuk mewartakan kabar sukacita kepada sesama, kata Pastor Emanuel Siki Pr saat menghadapi Ujian Negara ORARI 2015 di Balai Nazareth Atambua, 9 Mei 2015.

Oleh karena itu, imam yang juga anggota ORARI itu berharap agar dibangun dan dijaga komunikasi dan kebersamaan antarsemua anggota dan pengurus ORARI, “karena semua pemuda lintas agama bersama tokoh agamanya ada dan terlibat di dalamnya.”

Percaya dan mengalami bahwa Hand Talk atau HT bisa digunakan untuk mewartakan sesuatu kepada semua orang demi kebaikan bersama, imam itu berharap teknologi menggunakan HT dapat diminati oleh semua umat.

Ujian negara itu diikuti 72 peserta lintas agama dan kabupaten sedaratan Timor Barat, NTT. Peserta berasal dari Kabupaten Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kupang, Kota Kupang dan Belu.

Kepala Monitoring Samsul B Siregar mengatakan, ORARI merupakan organisasi teknologi yang harus dijaga eksistensinya agar tetap digunakan dan dikembangkan dengan baik di tengah masyarakat.

“Ini wadah yang baik untuk pengembangan jati diri. Apalagi di dalam organisasi ORARI ada pastor, pendeta dan haji. Ada juga pemuda lintas agama. Ada juga intelijen Polri dan TNI serta masyarakat. Ini merupakan organisasi harmonisasi yang mengedepankan toleransi dan kekeluargaan,” katanya.

Dijelaskan bahwa anggota ORARI di NTT yang masih aktif bergabung saat ini berjumlah 452 orang. Sementara jumlah terbanyak se-Indonesia ada di Jawa Barat dengan 617 orang.

“Kembali saya katakan, mari bangun kebersamaan dalam ORARI. Terlepas dari agama, suku dan ras, kita merupakan anak-anak pembawa kerukunan dan toleransi di Indonesia,” katanya mengakhiri sambutan. (Felixianus Ali)