Kalau di tahun-tahun sebelumnya perayaan Paskah hanya digelar di gereja, Paskah Ekumene pertama di kota Semarang 2015 dilakukan dalam bentuk karnaval yang melibatkan sekitar 6000 peserta dari 70 gereja (Kristen) dan paroki, sekolah serta organisasi di Semarang, serta kegiatan aksi sosial.
Namun, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang (KAS) Pastor Fransiscus Xaverius Sukendar Wignyosumarta Pr, mengatakan karnaval dalam bentuk pawai yang disertai tarian, marching band dengan kostum-kostum menarik dari balai kota hingga Lapangan Garnizun Semarang serta pasar murah itu menunjukkan niat umat Kristiani untuk menjadi perpanjangan tangan kasih Allah lewat perbuatan baik.
“Bukan pertama-tama kita atau panitia yang hebat tetapi karena kasih karunia-Nya yang hebat bagi kita, seperti yang dikatakan oleh Santo Paulus, kita semua menjadi perpanjangan tangan kasih Allah,” kata imam itu dalam peristiwa karnaval 30 April 2015 itu.
Selain itu, Pastor Sukendar mengajak umat Kristiani supaya semakin terampil merajut kebersamaan dalam kerja dan tanggung jawab. “Hati kita ingin makin erat bersatu sebagai warga kota Semarang untuk mewujudkan Semarang setara dalam keadilan, pembangunan, dan kesejahteraan.”
Vikjen KAS menegaskan: “Ini perayaan Paskah, kita mengenangkan dan menghadirkan peristiwa iman akan sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus dari kemenangan atas maut dan kasih karunia-Nya yang hebat bagi kita melalui kesaksian para murid menjadi saksi-saksi iman yang dinyatakan bagi kita semua.”
Pastor itu menegaskan, penebusan Tuhan lewat perayaan Paskah selalu bermakna dalam perjalanan sejarah kehidupan umat Kristiani. “Maka, setiap tahun kita rayakan peristiwa itu sebagai pengalaman iman dan pengalaman kehidupan,” kata imam itu di atas panggung di Lapangan Garnizun Semarang. Di hadapan panggung itu terhampar stan-stan pasar murah dan pos-pos pelayanan kesehatan gratis, termasuk perawatan gigi dan donor darah, serta pemotongan rambut dan pijat refleksi gratis.
Pasar murah yang digelar, menurut imam itu, merupakan tanda kasih karunia Allah yang hebat. “Cara bertindak seperti ini, cara bertindak untuk membela kehidupan, dan umat Kristiani menjadi pionir dalam menegakkan keadilan dan kesejahteraan, cara bertindak bagi kita semua,” ungkap Pastor Sukendar.
Dalam renungannya, Pastor Sukendar juga menyoroti kasus narkoba dan hukuman mati. “Kita semua setuju dengan penegakan keadilan dan hukum, kita setuju dengan upaya melawan human traficking dan peredaran narkoba yang mematikan. Namun, kita ingin menjadi pembela-pembela kehidupan yang ditandai cara hidup bermasyarakat yang dilandasi semangat kebhinekaan dan dasar Pancasila, sehingga hukuman mati dihapuskan, dan kehidupan dibela dan ditegakkan,” kata imam itu.
Iring-iringan karnaval dilepas secara simbolik oleh Walikota Semarang Hendrar Prihadi di halaman Pemkot Semarang dengan membuka dan memecahkan Telur Paskah berukuran 2,5 meter. Dalam sambutannya Hendrar Prihadi menghargai karnaval, pasar murah, dan pelayanan kesehatan, serta dampak dari kegiatan-kegiatan itu. “Saya rasa akan semakin mengikat kita menjadi sebuah keluarga besar yaitu Satu Keluarga Besar Kota Semarang,” katanya.
Karnaval pun berlangsung melalui beberapa jalan utama kota itu. Beberapa biarawan dan biarawati juga ikut serta. Pastor Aloys Budi Purnomo Pr bersama umat Paroki Santo Fransiscus Xaverius Kebon Dalem juga nampak. Imam itu meniup saksofon dan umatnya menyanyikan lagu Haec Dies. Umat paroki itu juga memekikkan seruan menolak narkoba dan membela kehidupan “Narkoba, No – Life, Yes, Yes, Yes!” dilanjutkan pekik Aleluya lima kali dengan nada “Haleluya Handel” oleh OMK yang mengenakan kostum khusus dan menampilkan tokoh Yesus yang memanggul salib.
Di Lapangan Garnizun, pasar murah telah digelar sejak pagi oleh panitia dan dipadati masyarakat yang membutuhkan barang-barang dengan harga murah. Mereka menjual “embako” (empat bahan pokok: beras, minyak, gula dan mie instan) untuk 10.000 pembawa kupon yang sudah dibagikan kepada yang membuhtuhakn seharga 10.000 rupiah. Selain itu ada Lomba Menghias Telor Paskah serta merangkai bunga dengan bahan dasar cangkang telur. (Lukas Awi Tristanto)
Foto paling bawah diambil dari Sindonews.com dengan Fotografer : Budi Arista Romadhoni