Rabu, Desember 18, 2024
29.3 C
Jakarta

Paus dalam Urbi et Orbi: Hanya yang rendah hati bisa menuju Allah

Urbi et Orbi 1

“Yesus Kristus telah Bangkit!” Paus Fransiskus mewartakan Kebangkitan Tuhan Kita Yesus Kristus dari balkon Basilika Santo Petrus di pagi hari Minggu Paskah pagi yang dingin dan hujan, 5 April 2015. Cuaca buruk tidak menghalangi puluhan ribu peziarah yang datang ke Lapangan Santo Petrus untuk ikut dalam Misa Minggu Paskah.

“Kasih telah mengalahkan kebencian, kehidupan telah mengalahkan kematian, cahaya telah memupus kegelapan!” Dalam sambutan sebelum Berkat Urbi et Orbi – untuk Kota (Roma) dan Dunia-, Bapa Suci mengatakan bahwa Yesus menunjukkan kepada kita cara menuju kehidupan dan kebahagiaan: “Cara ini adalah kerendahan hati, termasuk kehinaan … Hanya orang yang merendahkan diri sendiri bisa pergi menuju ‘yang ada di atas,’ menuju Allah.”

Sementara dunia mengatakan bahwa kita harus melakukan apa saja untuk menang, umat Kristiani, kata Paus Fransiskus, oleh kasih karunia Kristus, “berupaya hidup saling melayani, tidak menjadi sombong, melainkan menghormati dan siap membantu.” Hal ini, kata Paus, bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan sejati.

Bapa Suci menyerukan perdamaian, teristimewa di Suriah dan Irak, dan meminta kepada masyarakat internasional untuk menanggapi “tragedi kemanusiaan yang sangat besar” di negara-negara itu. Paus menghimbau adanya pembaharuan proses perdamaian di Tanah Suci, dan perdamaian di Suriah dan Yaman.

Secara khusus, Paus Fransiskus mengatakan bahwa dia mempercayakan kepada Allah “kerangka” yang baru-baru ini disepakati dalam pembicaraan nuklir dengan Iran. Paus berdoa agar “kerangka” itu bisa menjadi “langkah definitif menuju dunia yang lebih aman dan penuh persaudaraan.”

Paus juga berdoa untuk perdamaian, untuk banyak negara di Afrika, termasuk Nigeria, Sudan Selatan dan Sudan, serta Republik Demokratik Kongo. Paus Fransiskus secara khusus mengenang orang-orang muda yang tewas di Universitas Garissa di Kenya, 2 April 2015.

Bapa Suci juga berharap untuk “Ukraina yang tercinta,” seraya berdoa agar “negara itu bisa menemukan kembali perdamaian dan harapan berkat komitmen semua pihak yang berkepentingan.”

Paus Fransiskus juga berdoa bagi para korban perbudakan modern, para korban dari pengedar narkoba dan pedagang senjata, serta bagi semua yang terpinggirkan dan yang menderita. “Semua yang saat ini berduka, dan semua pria dan wanita yang berkehendak baik, dengarkan suara penghiburan Tuhan Yesus: ‘Salam bagimu!’ ‘Jangan takut, karena Aku telah bangkit dan Aku akan selalu bersamamu.’”

Kerendahan hati juga diungkapkan Paus dalam homili Vigili Paskah di Basilika Santo Petrus, hari Sabtu malam, tanggal 4 April 2015. Kerendahan hati, tegas Bapa Suci, perlu untuk memasuki misteri itu, kerendahan hati untuk turun dari tiang kesombongan, untuk melihat diri sendiri sebagaimana kita adanya: “makhluk-makhluk dengan kekuatan dan kelemahan, para pendosa yang butuh pengampunan.”

Itulah yang diajarkan para perempuan di makam itu, kata Paus. “Mereka terus berjaga, mereka pergi dan masuk ke dalam Misteri itu,” kata Paus yang mengakhiri homilinya dengan doa yang kita pelajari dari mereka “untuk tetap berjaga bersama Allah dan bersama Maria Bunda kita, sehingga kita juga bisa masuk ke dalam Misteri yang mengarah dari kematian kepada kehidupan.”(pcp berdasarkan Radio Vatikan)

Urbi et Orbi

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini