Senin, Desember 23, 2024
31.5 C
Jakarta

Kamis, 02 April 2015

 Yesus membasih kaki para murid-Nya

KAMIS PUTIH (P)
HUT Kongregasi FCJ
Santo Fransiskus dr Paola; Santa Teodosia; Santa Maria dari Mesir

Bacaan I: Kel. 12:1-8.11-14

Mazmur: 116:12-13.15-16bc.17-18; R: 1Kor 10:16

Bacaan II: 1Kor. 11: 23-26

Bacaan Injil: Yoh. 13:1-15

Sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah mem­bisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada ping­gang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sam­pailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya: ”Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya: ”Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: ”Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: ”Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: ”Tidak semua kamu bersih.” Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia me­ngenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jika­lau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling mem­basuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

Renungan

Yesus memberikan teladan utama yang menjadi ciri khas hidup kerohanian para pengikut-Nya.Yesus tidak hanya mengajarkan dengan teori-teori, yang membuat murid-murid-Nya mengerti hanya sesaat saja, tetapi Ia memberi contoh nyata. Pada Perjamuan Malam Terakhir, dengan setia dan penuh kerendahan hati, Yesus mau membasuh kaki para murid-Nya. Inilah simbol kerendahan hati dan juga awal dan dasar dari sikap saling mengasihi.

Kita sebagai pengikut Yesus pada zaman ini, masih sangat sulit melakukan apa yang Yesus ajarkan kepada para murid-Nya itu. Keegoisan kitalah yang sering kali membuat semua ajaran Yesus hanya sebatas ajaran Gereja yang telah tertulis dalam Kitab Suci sejak dahulu kala. Semoga kenangan akan Perjamuan Terakhir yang kita rayakan malam ini mengingatkan kita untuk menghayati apa yang telah diteladankan Yesus, Tuhan dan Guru sejati kita itu, yakni melayani dalam kerendahan hati dengan cinta kasih yang tulus.

Tuhan Yesus, ajarkan aku rendah hati seperti Engkau, hilangkan sikap egois dalam diriku, dan ajarkan aku cinta kasih seperti yang Engkau teladankan sendiri. Amin.

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini