Kamis, Desember 19, 2024
27.1 C
Jakarta

Kamis, 19 Maret 2015

Santo-Yusuf-Suami-Maria

PEKAN PRAPASKAH IV (U)

HARI RAYA SANTO YOSEF, SUAMI MARIA

Bacaan I: 2 Sam. 7:4-5a.12-14a.16

Mazmur: 89:2-3.4-5.27.29; R:37

Bacaan II: Rm. 4:13.16-18.22

Bacaan Injil: Mat. 1:16.18-21.24a

Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, ”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Renungan

Percakapan Nathan dengan Daud meyakinkan kita bahwa bagi Allah, rumah atau bait-Nya adalah sesuatu yang berharga dan pantas diperhatikan. Kita sering merasa bahwa Gereja, sebagai rumah biasa, sehingga kurang kita hormati, bahkan di dalamnya kita sering main-main dan bukan berdoa. Daud diberkati karena ia amat menghormati Allah dalam rumah-Nya. Semoga kita juga mempunyai sikap dan perilaku yang sama dengan Daud, menghormati dan memperhatikan Gereja dengan penuh hormat dan bersikap selayaknya ketika berada di dalamnya.

Paulus juga mengajak kita meneladan iman Abraham yang taat pada janji Allah dan tekun melaksanakan segala perintah Allah. Berkat Allah dapat kita peroleh kalau kita berhasil menyenangkan hati-Nya dengan melakukan hal-hal yang baik bagi orang banyak. Santo Yosef telah melakukan hal baik dengan mengikuti kehendak Allah. Semua itu dapat kita lakukan jika kita mempunyai kedekatan dengan Allah. Kita membutuhkan hubungan yang mesra dengan-Nya. Dalam setiap doa dan penyembahan, kita dapat menemukan Allah yang begitu dekat. Ketika kita dekat, maka pengertian atau pengenalan kita akan Dia akan semakin baik, bukan hanya untuk kita sendiri, melainkan juga untuk kesaksian bagi banyak orang.

Ya Yesus, ajarilah aku lebih dekat lagi dengan-Mu, supaya aku mengenal siapa Bapa dalam hidupku, menyenangkan hati-Nya karena taat dan takut akan Dia, serta membawa orang-orang di sekitarku untuk lebih dekat dengan-Mu juga. Amin.

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini