Dalam sambutan kepada para anggota Akademi Kepausan untuk Kehidupan, yang bertemu di Roma untuk sidang umum mereka, Paus Fransiskus berbicara tentang tema sidang itu “Membantu Orang Lanjut Usia (Lansia) dan Perawatan Paliatif” yang menurut Paus merupakan ungkapan sikap manusia yang semestinya untuk saling merawat, terutama untuk mereka yang menderita.
“Itulah kesaksian bahwa umat manusia selalu berharga, meskipun dia sudah tua dan sakit,” kata Paus Fransiskus seperti dilaporkan oleh Christopher Wells dari Radio Vatikan di hari yang sama, tanggal 5 Maret 2015.
Menurut Witjaksono, MA, 2007, perawatan palatif (Palliative Care) adalah pendekatan multidisiplin dalam memberikan perawatan konfrehensif pada pasien dengan penyakit yang mengancam jiwa. Sedangkan menurut definisi WHO, adalah pendekatan pencegahan dan bantuan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya menghadapi masalah yang terkait penyakit yang mengancam kehidupan.
Paus Fransiskus juga berbicara tentang tugas menghormati lansia, yang Paus kaitkan dengan perintah Kitab Suci untuk menghormati orang tua. Sebaliknya, kata Paus, Kitab Suci memberi peringatan keras kepada mereka yang mengabaikan atau menganiaya orang tua mereka, apalagi kalau mereka semakin jompo, kurang berguna, bahkan terbuang.
Paus menjelaskan bahwa “menghormati” bisa dipahami zaman ini “sebagai tugas untuk sungguh-sungguh menghormati dan merawat mereka yang, karena kondisi fisik atau sosial mereka, bisa dibiarkan mati, atau ‘dibuat mati’.”
Perawatan paliatif, kata Paus, mengakui nilai manusia di akhir kehidupan. Paus minta semua pihak yang terlibat dalam perawatan paliatif untuk melestarikan semangat pelayanan ini. Paus juga memperingatkan bahwa “semua pengetahuan medis sesungguhnya adalah ilmu pengetahuan yang akan berarti sangat mulia” hanya kalau dia memandang kebaikan sejati dari manusia, kebaikan yang tidak pernah bisa dicapai kalau berlaku bertentangan dengan kehidupan dan martabat manusia.
“Kemajuan sejati bidang kedokteran dan kemajuan sejati semua masyarakat diukur dari kapasitas melayani kehidupan dan martabat orang sakit, bahkan saat mereka sudah tua,” tegas Paus Fransiskus.
Sehari sebelumnya, 4 Maret 2015, seperti dilaporkan oleh Linda Bordoni dari Radio Vatikan dalam audiensi umum di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mengeluarkan pesan yang sangat kuat bahwa membuang orang lansia membawa virus mematikan. “Di mana orang lansia tidak dihormati, di sana tidak ada masa depan bagi kaum muda,” tegas Bapa Suci.
Dalam katekese tentang keluarga yang didedikasikan untuk lansia, Paus memfokuskan peran kakek-nenek. Saat itu Paus mencela juga kurangnya rasa hormat dan perawatan bagi lansia dan martabat mereka dalam masyarakat modern ini.
Paus Fransiskus mengenang kata-kata Benediktus XVI dalam kunjungan ke sebuah panti jompo: “Kualitas masyarakat, maksudku peradaban, dinilai juga dengan cara masyarakat memperlakukan lansia dan dengan tempat yang diberikannya kepada mereka dalam kehidupan komunitas.” Mempertimbangkan kata-kata itu, Paus menegaskan, “Memang benar, perhatian bagi lansia adalah yang membuat perbedaan dalam sebuah peradaban.”
Saat ini, lanjut Paus, orang cenderung hidup lebih lama, tapi seringkali masyarakat kita bukan hanya gagal memberikan ruang bagi lansia, tapi lebih daripada itu menganggap mereka sebagai beban.(pcp berdasarkan Radio Vatikan)