PEKAN PRAPASKAH II (U)
Santo Feliks III (II), Paus; Santo David; Santa Magdalena dari Kanossa
Bacaan I: Kej. 22:1-2.9a.10-13.15-18
Mazmur: 116:10.15.16-17.18-19; R:9
Bacaan II: Rm. 8:31b-34
Bacaan Injil: Markus 9:2-10
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”
Renungan
Rasul Paulus mengingatkan kita agar kita tidak ragu-ragu mengimani Yesus. Sang Putra Bapa itu. Dia yang telah mati bagi kita juga yang akan menyelesaikan segala pekerjaan-Nya untuk keselamatan kita, terutama menganugerahkan hidup yang kekal. Kita memang mungkin mengalami kesulitan berbuat baik, tetapi bersama Allah, kita akan mampu melakukannya. Abraham telah membuktikan ketaatannya dan ia menerima pertolongan dan pembenaran itu dari Allah karena ia taat dan mendengarkan suara-Nya dengan hati yang tidak terpecah.
Kita juga sering mengalami dilema memilih mengikuti Allah atau kepentingan dunia ini. Kita sering mengalami kebingungan, mana perbuatan yang benar dan mana yang kurang benar. Dekatkanlah diri kita pada ajaran yang tertulis dalam Kitab Suci, sebab di sana tertulis kebenaran yang diharapkan Allah, khususnya yang tertulis dalam Injil Yesus Kristus. Kita tetaplah manusia, dan kita akan terus berjuang untuk mengusahakan yang baik bagi Tuhan dan sesama kita. Janji Tuhan yang kita pegang untuk itu semua.
Ya Allah, semoga di tengah-tengah begitu banyak pengajaran di dunia ini, aku boleh melihat kebaikan-Mu dan belajar dalam kebijaksanaan-Mu, supaya aku beroleh budi yang arif dan memuliakan nama-Mu dengan perbuatanku. Amin.