Jumat, November 22, 2024
29.4 C
Jakarta

Jumat, 20 Februari 2015

Pekan Biasa VI (H)
Hari JUMAT Sesudah Rabu Abu (U)
St. Nemesius; St. Eleuterius

Bacaan I: Yes. 58:1-9a
Mazmur: 51:3-4.5-6a.18-19; R:19a
Bacaan Injil: Mat. 9:14-15

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: ”Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Renungan

Dalam sebuah penelitian diungkap bahwa puasa membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga melambat. Uniknya menurut penelitian tersebut ternyata pikiran yang melambat ini membuatnya justru bekerja lebih tajam. Hal ini juga dibuktikan dengan suatu kasus pada sekelompok mahasiswa Universitas Chicago, USA, yang diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai remarkable(luar biasa).

Praktik puasa dikenal dalam semua agama. Puasa merupakan salah satu sarana yang biasa dipakai untuk tujuan spiritual, yaitu semakin mendekatkan diri pada Tuhan dan membersihkan diri dari segala kelemahan dan dosa. Saat berpuasa kita mengambil jarak dari makanan, minuman dan hiburan-hiburan jasmani, sehingga perhatian kita lebih terarah pada hal yang sifatnya rohani, terutama dalam hubungan dengan Tuhan. Pikiran menjadi tenang dan batin mudah untuk menjadi hening.

Kegembiraan kita dalam berpuasa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah: ”Bukanlah usaha tidak makan dan minum tetapi bertobat, memperjuangkan keadilan dan kejujuran serta rela berbagi kepada semua orang yang menderita” (bdk. Yes. 58:6-7). Dengan kata lain, mampu menghadirkan Kristus yang memperjuangkan misi keselamatan-Nya dengan: bertobat, hidup semakin dekat dengan Tuhan dalam doa dan ekaristi, bersikap adil dan jujur, dan rela memberi derma (bdk. Mat. 9:14-15).

Tuhan, pimpinlah aku dengan Roh-Mu, supaya aku mampu menjalankan masa tobat agar semakin dekat dengan-MU dan rela berbagi kasih dengan sesama. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini