Pekan Biasa IV (H)
Peringatan Wajib Santa Agata; Yakub, Bapa Bangsa
Bacaan I: Ibr. 12:18-19.21-24
Mazmur: 48:2-3a.3b-4.9.10-11; R:10
Bacaan Injil: Mrk. 6:7-13
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka, ”Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Renungan
Dalam sebuah tarekat religius, ada tradisi pembentukan bagi para calonnya dengan melakukan suatu kegiatan yang dinamakan perutusan peregrinasi. Peregrinasi adalah suatu perjalanan ziarah yang ditempuh dengan berjalan kaki selama 9 hari sejauh 300-350 km, tanpa bekal apa pun. Barang berharga yang boleh dibawa hanya KTP dan pakaian yang melekat di badan. Mereka diutus pergi berdua-dua dengan tujuan yang berbeda. Biasanya setelah pulang mereka memberi kesaksian tentang kebenaran Sabda Yesus hari ini. Meskipun tanpa bekal materi, mereka tetap mengalami kasih dan penyertaan TUHAN dalam perjalanan ziarah mereka.
Misi utama Yesus adalah menyelamatkan para pendosa, penderita dan orang-orang yang belum percaya. Karena itu, Yesus memperlengkapi misi para murid-Nya hanya dengan kuasa untuk menyembuhkan dan mengusir setan-setan, bukan dengan perlengkapan lahiriah.Tujuannya tidak lain daripada terciptanya ”sebuah kota Allah yang hidup di mana akan terkumpul para jemaat kudus, yang senantiasa hidup dalam sukacita” karena merasakan kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka (bdk. Ibr. 12:22).
Kehadiran kita yang memberi kesaksian iman, damai, sukacita dan semangat tobat di tengah keluarga, masyarakat dan gereja merupakan misi yang amat penting. Misi ini melebihi segala bentuk kekayaan lahiriah yang kita miliki.
Tuhan, mampukanlah aku menjadi pembawa damai di tengah dunia. Amin.
Renungan ini diambil dari: