Umat Kristen dipanggil untuk mengikuti teladan Yesus dalam menjumpai, mendengarkan dan bekerja sama dengan orang lain untuk menyebarkan pesan Injil dalam dunia modern. Itulah pesan Paus Fransiskus kepada wakil-wakil dari semua Gereja Kristen dan Komunitas Gerejawi yang berkumpul di Basilika Santo Paulus di Luar Tembok di hari Minggu malam, 25 Januari 2015, guna mengakhiri Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristen. Hadir juga di basilika itu umat beriman dari Keuskupan Roma.
Tema Pekan Doa untuk Persatuan Umat Kristiani 2015 berfokus pada kisah Yesus yang meminta kepada wanita Samaria untuk minum air dari sumurnya, seraya mengajaknya bercakap-cakap meskipun orang Samaria dipandang bidaah oleh orang-orang Yahudi.
Dalam sambutannya kepada umat Ortodoks, Anglikan, Lutheran, Methodis, Reformasi dan Injili yang berkumpul bersama para kardinal, uskup, imam, kaum religius dan awam Katolik di Basilika Santo Paulus itu, Paus Fransiskus merefleksikan cara yang dianjurkan Yesus kepada kita semua yakni saling menjumpai, saling menerima dan saling mendengarkan.
Paus mengatakan bahwa Yesus juga berbicara kepada wanita itu tentang penyembahan benar yang memecah dinding perpecahan. Menurut Paus, begitu banyak kontroversi masa lalu antara umat Kristen bisa diatasi, kalau kita mengesampingkan semua pendekatan polemik dan berusaha lebih penuh memahami persatuan yang pernah kita alami bersama. “Persatuan umat Kristen tidak akan menjadi buah dari diskusi teoritis, saat semua orang berupaya meyakinkan orang lain akan baiknya pendapat mereka.”
Sama seperti wanita Samaria yang jadi misionaris setelah berjumpa dengan Yesus, Paus mengatakan bahwa semua umat Kristen saat ini dipanggil untuk berbagi kabar gembira Injil kepada pria dan wanita yang lelah dan haus di dunia saat ini. “Dalam panggilan untuk menjadi penginjil, kita menemukan suasana istimewa untuk kerjasama lebih erat di antara semua Gereja dan komunitas Gerejawi.
Dalam perayaan itu, Paus menyalami wakil Patriark Ekumenis Yang Mulia Metropolitan Gennadios, wakil pribadi di Roma dari Uskup Agung Canterbury Yang Mulia David Moxon, dan semua wakil Gereja dan Komunitas Gerejawi yang berkumpul untuk merayakan Pesta Pertobatan Santo Paulus, Rasul.
“Saya juga dengan senang menyalami anggota-anggota Komisi Bersama untuk Dialog Teologis antara Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Ortodoks, dan berharap agar sidang pleno mereka yang akan diselenggarakan di hari-hari mendatang berhasil baik. Saya juga menyalami para mahasiswa Institut Ekumenikal di Bossey, dan para penerima beasiswa dari Komite Kolaborasi Budaya dengan Gereja-Gereja Ortodoks, yang berpusat di Dewan Kepausan untuk Persatuan Umat Kristen,” kata Paus.
Juga hadir kaum religius pria dan wanita dari berbagai Gereja dan Komunitas Gerejawi yang menghadiri pertemuan ekumenis yang diselenggarakan oleh Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, dalam hubungannya dengan Dewan Kepausan untuk Persatuan Umat Kristen, untuk merayakan Tahun Hidup Bakti.
Kehidupan religius, sebagai tanda kenabian dari dunia mendatang, kata Paus, dipanggil untuk memberi kesaksian bahwa persekutuan dalam Kristus melampaui segala perbedaan dan terungkap dalam langkah-langkah konkret yakni penerimaan dan dialog. Juga dikatakan, upaya untuk persatuan Kristen bukan saja hak prerogatif pribadi-pribadi atau komunitas-komunitas religius , teristimewa yang peduli dengan masalah ini. “Pengetahuan bersama akan tradisi-tradisi hidup bakti yang berbeda, dan pertukaran pengalaman, dapat terbukti berguna bagi vitalitas semua bentuk kehidupan religius dalam Gereja-Gereja yang berbeda serta Komunitas-Komunitas Gerejawi.”
Paus mengatakan, “Hari ini kita semua yang haus akan perdamaian dan persaudaraan dengan penuh kepercayaan memohon dari Bapa surgawi, melalui Yesus Kristus, satu-satunya imam agung, dan melalui perantaraan Santa Perawan Maria, Rasul Paulus dan semua orang kudus, karunia persekutuan penuh di antara semua umat Kristen, agar ‘misteri suci persatuan Gereja’ (Unitatis Redintegratio, 2) bisa bersinar sebagai tanda dan sarana rekonsiliasi bagi seluruh dunia.” (paul c pati, berdasarkan Radio Vatikan)