Sabtu, November 2, 2024
34 C
Jakarta

Pemimpin agama tandatangani deklarasi menentang perbudakan modern

Para pemimpin agama

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para pemimpin agama-agama besar dunia berkumpul di Vatikan guna menghapus perbudakan modern. Dalam pertemuan di Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan di Casina Pio IV, Vatikan, di Hari Internasional untuk Penghapusan Perbudakan, 2 Desember 2014, para pemimpin agama itu menandatangani Deklarasi Para Pemimpin Agama Menentang Perbudakan.

Prakarsa itu diawali oleh upaya Jaringan Kebebasan Global dan Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan untuk menghapus perbudakan  modern dan perdagangan manusia pada tahun 2020. Prakarsa itu ditindaklanjuti dalam pertemuan pertama pemimpin Anglikan dan Paus Fransiskus di tahun 2013. Aksi mereka pun lalu diikuti oleh para pemimpin Ortodoks, Muslim, Yahudi, Buddha dan Hindu.

Deklarasi yang mereka tandatangani bersama itu berbunyi: “Kami, yang bertanda tangan di bawah ini, berkumpul di sini hari ini dalam prakarsa bersejarah untuk menginspirasi aksi spiritual dan praktis oleh semua agama dunia dan oleh orang-orang yang berkehendak baik di mana saja guna menghapus perbudakan modern di seluruh dunia pada tahun 2020 dan untuk selamanya.

“Di mata Allah (Imam Besar Al Azhar menggunakan kata ‘agama-agama’), setiap manusia adalah orang bebas, baik anak perempuan, anak laki-laki, wanita atau pria, dan ditakdirkan untuk hidup demi kebaikan semua orang dalam kesetaraan dan persaudaraan. Perbudakan modern, dalam hal perdagangan manusia, kerja paksa dan pelacuran, perdagangan organ, dan hubungan yang tidak menghormati keyakinan mendasar bahwa semua orang adalah sama dan memiliki kebebasan dan martabat yang sama, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Kami sendiri berjanji di sini pada hari ini untuk melakukan semua hal sesuai kemampuan kami, di dalam dan di luar umat beriman kami, untuk bekerja sama demi kebebasan semua orang yang diperbudak dan diperdagangkan sehingga masa depan mereka bisa dipulihkan kembali. Saat ini kami memiliki kesempatan, kesadaran, kebijaksanaan, inovasi dan teknologi untuk melaksanakan dengan baik perintah moral dan manusiawi ini.”

Para penandatangan adalah

  1. Paus Fransiskus
  2. Yang Mulia Mata Amritanandamayi (Amma)
  3. Yang Mulia Bhikkhuni Thich Nu Chan Khong (mewakili Zen Master Thich Nhat Hanh, Thailand)
  4. Yang Maha Mulia Datuk K. Sri Dhammaratana, Kepala Imam Besar Malaysia
  5. Rabbi Abraham Skorka
  6. Rabbi David Rosen
  7. Abbas Abdalla Abbas Soliman dari Negara Al Azhar Alsharif (mewakili Mohamed Ahmed El-Tayeb, Imam Bear Al Azhar)
  8. Grand Ayatullah Mohammad Taqi al-Modarresi
  9. Sheikh Naziyah Razzaq Jaafar, penasihat khusus Grand Ayatullah ( mewakili Grand Ayatullah Sheikh Basheer Hussain al Najafi)
  10. Sheikh Omar Abboud.
  11. Uskup Agung Canterbury Justin Welby
  12. Yang Mulia Emmanuel, Metropolitan Perancis ( mewakili Patriark Ekumenis Bartholomeus I)

Dalam sambutannya, Paus Fransiskus berterima kasih kepada semua pemimpin agama atas komitmen mereka untuk membantu korban perdagangan manusia, dan kepada semua yang hadir untuk peranserta aktif mereka dalam aksi persaudaraan, “khususnya untuk saudara-saudara kita yang paling menderita.”

Terinspirasi oleh pengakuan iman, kata Paus, mereka berkumpul di Vatikan di hari itu untuk prakarsa bersejarah dan untuk mengambil tindakan nyata, “untuk menyatakan bahwa kami akan bekerja sama memberantas momok mengerikan perbudakan modern dalam segala bentuknya.” Eksploitasi fisik, ekonomi, seksual dan psikologis terhadap pria, wanita dan anak-anak yang saat ini diderita puluhan juta orang merupakan bentuk dehumanisasi dan penghinaan, tegas Paus.

“Setiap manusia, pria wanita, anak laki-laki dan perempuan, diciptakan menurut gambar Allah. Allah adalah kasih dan kebebasan yang diberikan dalam hubungan-hubungan interpersonal, dan setiap manusia adalah orang bebas yang ditakdirkan untuk hidup demi kebaikan orang lain dalam kesetaraan dan persaudaraan. Setiap orang, dan semua orang, adalah sama dan harus diberikan kebebasan yang sama dan martabat yang sama. Setiap hubungan diskriminatif yang tidak menghormati keyakinan mendasar bahwa orang lain adalah sama adalah kejahatan, dan sering kejahatan menyimpang dari kebiasaan,” kata Paus Fransiskus.

Maka, lanjut Bapa Suci, mereka menyatakan kepada diri mereka masing-masing dan kepada setiap umat mereka “bahwa perbudakan modern, dalam hal perdagangan manusia, kerja paksa dan pelacuran, serta perdagangan organ, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Korban dari kejahatan itu berasal dari semua lapisan masyarakat, tetapi yang paling sering di kalangan orang yang paling miskin dan paling rentan dari saudara-saudara kita. “Atas nama semua dari mereka, umat beriman kita dipanggil untuk menolak, tanpa kecuali, setiap perampasan sistematis terhadap kebebasan individu demi tujuan eksploitasi pribadi atau komersial; dalam nama mereka, kami membuat deklarasi ini.”(pcp berdasarkan beberapa sumber dari Vatikan).

Pemimpin Agama Tolak Perdagangan manusia Anti Trafficking

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini