“Saat India memperingati tanggal 5 September sebagai Hari Guru, secara kebetulan Gereja merayakan hari raya Ibu Teresa dari Kalkuta, ‘guru yang paling unggul,’” demikian informasi yang Fides dapatkan dari Pastor Cedric Prakash SJ, direktur Pusat Hak Asasi Manusia di Ahmedabad, di negara bagian Gujarat, India.
Dalam laporan yang dikirim ke Fides, Pastor Prakash mengenang “visi dari almarhum presiden kami, Sarvepalli Radhakrishnan, yang selain menjadi pendidik dan filsuf yang besar, dia sangat yakin bahwa pendidikan adalah kunci perkembangan inklusif India.”
Sebagai penghormatan kepada presiden itu, setiap tahun sejak tahun 1962, tanggal 5 September, hari ulang tahun kelahirannya, India rayakan sebagai “Hari Guru.”
Ibu Teresa dari Kalkuta meninggal tepat tanggal 5 September 1997, lanjut Pastor Prakash. Dia memulai misinya di India dengan mengajar di sekolah menengah Santa Maria di Kalkuta, tugas yang dia lanjutkan hingga tahun 1948, saat dia mendirikan suster-susternya, Misionaris Cinta Kasih.
“Sejak saat itu Ibu Teresa, dengan kata-kata dan kesaksian menunjukkan dirinya sendiri menjadi seorang guru yang unggul. Dia yakin bahwa anak-anak dari daerah kumuh harus bersekolah, tetapi dia pun sadar bahwa misinya adalah mewartakan ke dunia nilai-nilai Yesus, Master dan Guru yang sejati.”
Menurut Pastor Prakash, hal-hal yang lebih diajarkan oleh Ibu Teresa adalah nilai-nilai kasih sayang, keberanian dan komitmen. “Dengan kasih sayang ia mengungkapkan cintanya untuk orang-orang yang terbuang dan lemah, khususnya yang termiskin dari yang miskin,” kata imam itu.
Juga dikatakan bahwa Ibu Teresa memiliki keberanian untuk menjawab panggilan khusus dari Allah, untuk melayani masyarakat miskin yang tinggal di permukiman kumuh. “Dia tidak pernah melihat ke belakang, dia berkomitmen, dan yakin akan Penyelenggaraan Ilahi, bahkan ketika dia dan suster-susternya serta orang-orang yang dirawatnya hanya punya sedikit atau tidak ada makanan.”
Imam Yesuit itu menyimpulkan, “Saat ini dunia kita lebih membutuhkan teladan kasih sayang, keberanian dan komitmen yang dijalani Madre Teresa. Teladan yang tentunya tidak disebarkan lewat iklan. Ketika merayakan Hari Guru, India memalingkan pikirannya kepada Ibu Teresa, ‘guru yang paling unggul.’”(terjemahan pcp dari Fides)