Sama seperti sebuah lewotanah atau kampung halaman yang memiliki kekuatan atau daya untuk membangun, Gereja Katolik juga memiliki kekuatan Roh Kudus yang menopang kehidupan bersama untuk membangun Gereja umat Allah sehingga semakin beriman, selalu setia kepada Tuhan, dan mengandalkan kekuatan Yesus.
Keyakinan ini disampaikan Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung Pr dalam Misa HUT ke-50 Paroki Santo Lodovikus Ratulodong, Tanjung Bunga, sekitar 28 kilometer arah barat Kota Larantuka, NTT, 31 Agustus 2014. Oleh karena itu, Uskup Larantuka mengajak Umat Katolik Paroki Santo Lodovikus untuk juga mengandalkan kekuatan dari Tuhan Yesus.
Dalam Misa bertema âBertolaklah ke tempat yang lebih dalam lagiâ dengan konselebran Kepala Paroki Santo Lodovikus Waiklibang Pastor Gabriel Tobi Wolor Pr dan 16 imam tamu, uskup itu menegaskan bahwa kekuatan yang diterima itu terbukti selama 50 tahun dia mendampingi dan menjaga umat paroki itu.
âUmat Katolik harus bangga karena kekuatan itu berasal dari kasih Kristus, dan dengan demikian seluruh umat merasa aman, damai dan tenteram,â kata Mgr Kopong Kung, seraya mengajak seluruh umat Katolik untuk selalu membangun kekuatan dari Yesus lewat ketekunan berdoa.
Kekuatan bagi umat Katolik itu, lanjut uskup, adalah salib. Maka, uskup meminta umat Katolik untuk tidak menghindari salib. âDengan adanya salib kita bisa bersaksi tentang Yesus yang membawa kabar suka cita bagi seluruh umat manusia,â kata Mgr Kopong Kung.
Ketua panitia perayaan itu, Yohanes Milan Liwun, berharap agar bertambahnya usia paroki itu juga meningkatkan iman seluruh umat paroki itu. Sementara itu, Bupati Flotim Yoseph Laga Doni Herin dalam sambutannya berharap umat setempat terus-menerus membangun persaudaraan iman yang sejati.
Acara itu juga dihadiri Michael Fernandez yang mewakili Gubernur NTT, Wakil Ketua DPRD Flotim Anton Hadjon, serta para kepala dinas, para camat, dan imam Masjid.
Paroki Santo Lodovikus berdiri tanggal 25 Agustus 1964. Saat ini paroki itu memiliki lebih dari 10.000 umat yang tersebar di delapan stasi yakni Waiklibang, Riangkoli, Beloaja, Ebak, Lamanabi, Koteng, Basira dan Kolotobo. (Maksi Masan)