Baru-baru ini, Poliklinik Redemptor Mundi (RM) yang terletak di samping pastoran Paroki Redemptor Mundi Surabaya didatangi 20 orang Korea Selatan, termasuk empat dokter spesialis penyakit dalam, spesialis nyeri dan tulang, serta spesialis anak, dan seorang imam. Mereka datang setelah tiga hari sebelumnya melaksanakan bakti sosial (baksos) pengobatan gratis di Lapindo, Porong, dan sehari sebelumnya di lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo.
Di poliklinik itu sudah ratusan orang menunggu mereka, karena ternyata di tempat itu juga warga Korea Selatan itu hendak mengadakan pengobatan gratis, yang mendapat tanggapan besar, bukan hanya dari 750 pasien yang datang memeriksakan kesehatan dan berobat, tetapi dari kunjungan Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono.
Menanggapi baksos yang dilakukan oleh Uijeongbu St Mary’s Hospital (Rumah Sakit Santa Maria Uijeongbu) dari Universitas Katolik Korea bekerja sama dengan Poliklinik RM itu, Mgr Sutikno mengatakan ikut senang “karena bagaimanapun orang Korea mau datang dan melayani umat dan warga kita di sini, mau melayani dengan kasih dan kasih yang tanpa batas.”
Dalam kunjungan ‘mengagetkan’ itu Uskup Surabaya, yang ditemani Kepala Paroki Redemptor Mundi Pastor Andreas Kurniawan OP, blusukan ke poliklinik dan menyalami ratusan pasien yang antri menunggu panggilan, blusukan ke ruangan obat dan blusukan ke ruang pemeriksaan, menyalami tim baksos. Mengetahui yang datang adalah seorang uskup, tim Korea langsung bergegas menyalami uskup itu.
Ketika berbincang-bincang dengan beberapa dokter Korea yang ditemani Pastor Peter dari Korea, Mgr Sutikno menegaskan bahwa keterlibatan para dokter dan perawat dari Korea itu sungguh merupakan karya pelayanan kasih. Mereka memang tidak hanya memberikan pengobatan gratis, tetapi memberikan sembako kepada semua pasien yang datang berobat.
Wakil tim Korea, Philip, mengatakan bahwa mereka mengadakan kegiatan itu di Indonesia, “karena ingin berbagi dan karena ingin merasakan dan bertanggung jawab akan kesehatan umat atau masyarakat.” Oleh karena itu, lanjutnya, mereka sangat berterimakasih ketika diijinkan juga melayani masyarakat di Surabaya setelah mendapat ijin dari Pastor Andreas Kurniawan OP.
“Kami ini dari Korea Selatan. Lembaga yang mengutus kami adalah St Mary’s Hospital di Uijeongbu. Pengobatan gratis ini adalah yang ketiga kalinya. Sebelumnya, kami adakan kegiatan serupa di Lapindo, Porong, kemudian di lokalisasi Moroseneng. Di Lapindo, jumlah pasien lumayan, di Moroseneng kurang banyak, dan di Gereja Redemptor Mundi ini luar biasa,” kata Philip. Ada informasi bahwa baksos di Moroseneng dilakukan juga bekerja sama dengan Lembaga Karya Dharma Keuskupan Surabaya.
Dijelaskan, semua obat dalam tiga hari baksos itu dibawa dari Korea. Namun dalam pelaksanaan di tiga tempat itu mereka dibantu oleh dokter dan staf medis dari Poliklinik RM yang sudah beberapa kali mengadakan baksos serupa, namun ini yang pertama kali bersama rumah sakit dari luar negeri. “Semua obat-obatan dan tenaga dokter dari mereka, namun dokter poliklinik tetap ada untuk menangani pasien,” kata Ibu Eddy Rumana dari Poliklinik RM.
Dokter Susiani, kepala Poliklinik RM membenarkan seraya menambahkan bahwa poliklinik juga menyiapkan obat untuk menjaga jangan sampai kehabisan. Dia bersama Philip senang bisa melayani masyarakat banyak orang. “Luar biasa, jumlahnya sekitar 740 pasien. Namun kami maupun teman-teman Korea tidak merasa lelah karena melakukan dengan semangat berbagi,” kata dokter itu. Jumlah pasien di Lapindo sebanyak 500 orang dan di Moroseneng sebanyak 250 orang.
Anik yang berhasil diperiksa kolesterol dan asam urat di Poliklinik PM sangat senang dengan pelayanan gratis itu. “Saya mengucapkan terimakasih kepada tim Korea dan Poliklinik RM yang mau melayani masyarakat.” Sumiatun dan Sumarni yang memeriksakan tekanan darah juga berterima kasih dan berharap baksos yang bekerja sama dengan luar negeri itu tetap berlanjut “biar masyarakat tak mampu bisa memeriksakan penyakitnya.”
Menurut Ibu Supangat, dokter Korea yang memeriksanya melaksanakan tugasnya dengan dengan sangat teliti. “Saya senang,” kata ibu itu seraya berterimakasih dan berharap kegiatan bermanfaat bagi masyarakat kecil itu dilanjutkan.
Selain berterima kasih untuk baksos tanggal 17 Juni 2014 di Poliklinik RM, Yohanes Rad menambahkan bahwa kegiatan itu nilainya sangat tinggi. “Ini adalah bentuk pelayanan untuk berbagi dengan yang lain. Kalau Tuhan Yesus mau melayani dan menyembuhkan orang banyak, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama?” tanya Yohanes. (Herman Yos Kiwanuka dan Pastor Andreas Kurniawan OP)