Jumat, November 22, 2024
27.1 C
Jakarta

25 pasutri dituntut selalu kreatif, inovatif dan menjadi ‘jagoan’

Nikah Masal (2)

Salah satu tujuan perkawinan dalam Gereja Katolik adalah agar pasangan suami-istri (pasutri) saling membahagiakan satu dengan yang lainnya. Karena itu, masing-masing pihak dituntut untuk selalu kreatif, inovatif dan bahkan harus menjadi ‘jagoan’dalam berupaya melakukan hal tersebut.

Kepala Paroki Sancta Familia Sikumana Keuskupan Agung Kupang, NTT, Pastor Agustinus Parera Pr berbicara dalam homili Misa Pernikahan Massal 25 Pasutri yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Kupang di gereja paroki itu, tanggal 23 Juni 2014.

“Anda dituntut untuk bersikap kreatif, inovatif dan bahkan harus menjadi seorang jagoan di mata pasangannya sebagai wujud saling membahagiakan pasangan,” kata Pastor Agus Parera.

Dengan demikian, lanjut mantan pengajar Seminari Tinggi Santo Mikhael Kupang itu, sifat perkawinan Katolik yang monogami dan tak terceraikan yang dikukuhkan di Gereja dapat dipertahankan, meskipun ada begitu banyak godaan di luar sana yang harus dilawan.

Selain itu, lanjut imam itu, “yang disaksikan saban hari di dunia infoteinmen hanya akan terjadi di dunia itu dan dijamin tidak akan terjadi di dalam rumah tangga yang dibangun dengan susah payah oleh dua insan yang berbeda dalam berbagai hal ini.”

Menurut Pastor Agus Parera, tujuan perkawinan lainnya adalah pendidikan anak yang dianugerahkan Tuhan dan dibesarkan oleh kedua orang tua, sesuai dengan iman yang benar. “Jadi tujuan perkawinan lainnya bukanlah kelahiran anak, tetapi pendidikan anak sesuai iman yang benar,” tegas imam itu.

Bagi imam lulusan Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret Maumere Flores itu, kelahiran anak lebih merupakan anugerah dari Tuhan yang sejatinya direncanakan oleh suami-istri. Imam itu prihatin dengan fenomena aborsi yang belakangan marak terjadi di kalangan masyarakat dengan berbagai alasan, termasuk memiliki anak yang banyak.

Namun, tegas imam itu, “harus diingat bahwa fakta empiris dalam sejarah kehidupan juga menunjukkan bahwa orang-orang hebat justru berasal dari keluarga yang besar.”

Dari jumlah pasutri yang menerima Sakramen Pernikahan  itu, 15 pasutri berasal dari Paroki Santo Yoseph Naikoten dan sisanya berasal dari Paroki Sancta Familia Sikumana.

Dua pastor rekan dari Paroki Santo Yoseph Naikoten juga hadir dalam Misa Pernikahan yang disaksikan oleh para pejabat dari Pemkot Kupang, yang setiap tahun memfasilitasi pernikahan massal bagi para calon pasangan suami-istri yang berasal dari keluarga kurang mampu dari berbagai agama. (Thomas  A  Sogen)   

Nikah Masal (1)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini