Gereja dipanggil untuk mengakui keindahan dan pentingnya keluarga bagi dunia dan bagi kemanusiaan. Ini adalah refleksi Paus Fransiskus bersama Kolese Kardinal di pagi hari tanggal 20 Februari 2014 saat mengawali Konsistori Luar Biasa.
Konsistori luar biasa di Kota Vatikan itu akan merefleksikan tema keluarga, mendahului sinode para uskup di bulan Oktober yang akan bertema “Tantangan-Tantangan Pastoral Keluarga dalam Konteks Evangelisasi.”
Sebelum pertemuan dimulai, demikian tulis Junno Arocho Esteves dari Zenit, Bapa Suci menyalami para kardinal secara informal. Kardinal Angelo Sodano, dekan Kolese Kardinal, berterima kasih kepada Paus atas konsistori yang dicanangkannya membahas ‘Injil Keluarga’.
“Itu merupakan pokok pembicaraan yang tepat waktu dan akan dipelajari dalam skala yang jauh besar dalam Sidang Sinode Para Uskup. Kenyataannya, keluarga dianggap begitu penting dalam dunia modern, sehingga dalam Seruan Apostolik ‘Familiaris Consortio’ Paus Yohanes Paulus II menulis kalimat singkat ini: ‘nasib umat manusia terletak pada keluarga’”, kata Kardinal Sodano.
Dalam sambutan singkatnya dalam pertemuan itu, Bapa Suci menyambut mereka yang hadir, terutama para uskup yang akan dijadikan kardinal di hari Sabtu tanggal 22 Februari 2014.
Mengenai tema keluarga, yang digambarkan sebagai “sel dasar masyarakat”, Paus menekankan perlunya para kardinal merefleksikan keindahan keluarga dan pernikahan.
“Kita akan berusaha memperdalam teologi keluarga dan melihat praktek pastoral yang menjadi kebutuhan dalam situasi kita di saat ini,” kata Paus. “Semoga kita melaksanakannya dengan begitu serius dan tanpa jatuh ke dalam ‘kasuistis’, karena ini akan mengurangi kualitas kerja kita.”
Menutup sambutannya, Paus Fransiskus mengamati bahwa dalam dunia saat ini, keluarga dipandang rendah. Untuk alasan ini, sangatlah penting bahwa Gereja mengakui betapa keluarga itu sangat diperlukan “demi kehidupan dunia dan demi masa depan umat manusia.”
“Kita dipanggil untuk memperkenalkan rencana agung Allah bagi keluarga dan untuk membantu pasangan-pasangan mengalami rencana ini dengan sukacita dalam kehidupan mereka, saat kita menemani mereka di tengah-tengah begitu banyak kesulitan. Dan juga dengan pastoral yang cerdas, berani serta sepenuh hati,” kata Paus. (pcp)