Paus Fransiskus mengatakan kepada orang-orang yang menjalani Hidup Bakti untuk “menyadarkan dunia,” demikian menurut sebuah artikel yang muncul pertama kali dalam La Civilta Cattolica, mingguan Yesuit yang berbasis di Roma, edisi 3 Januari 2014.
Pastor Antonio Spadaro SJ, yang bertugas sebagai pemimpin redaksi mingguan itu, menulis artikel yang menceritakan pertemuan pribadi antara Paus Fransiskus dan Persatuan Para Pemimpin Umum Kongregasi (tarekat atau ordo) Religius Pria di akhir Sidang Umum ke-82 mereka tanggal 29 November 2013.
Artikel sebanyak 15 halaman, yang tersedia dalam bahasa Inggris di website La Civilta Cattolica, mendokumentasikan pandangan Paus Fransiskus tentang kehidupan religius yang diungkapkannya secara bebas dan spontan dalam berbagai isu. Pastor Spadaro menulis bahwa sebenarnya para pemimpin kongregasi religius hanya meminta pertemuan singkat namun Bapa Suci mau menghabiskan sepanjang pagi itu bersama mereka.
Ketika ditanya oleh seorang peserta apa prioritas-prioritas untuk kaum religius, Paus Fransiskus menjawab dengan merujuk Benediktus XVI yang menekankan bahwa Gereja bertumbuh lewat kesaksian, bukan dengan mengajak atau membujuk orang masuk agama Katolik.
“Kesaksian yang bisa sungguh-sungguh menarik itu berkaitan dengan sikap-sikap yang tidak biasa: murah hati, teguh, pengorbanan, mengorbankan diri demi orang lain,” kata Paus. “Inilah kesaksian, kemartiran hidup kaum religius.”
Selanjutnya Paus mengatakan bahwa hidup bakti harus mengembangkan Gereja dengan daya tarik. “Gereja harus menarik,” kata Paus. “Sadarkan dunia! Jadilah saksi yang berbeda dalam melakukan sesuatu, bertindak, hidup! Hidup berbeda di dunia ini memungkinkan,” kata Paus Fransiskus kepada 120 pemimpin umum kongregasi religius itu.
“Kami berbicara tentang pandangan eskatologis, nilai-nilai Kerajaan yang berinkarnasi di sini, di bumi ini. Ini persoalan tentang meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Tuhan. Tidak, saya tidak ingin mengatakan ‘radikal’. Keradikalan injili tidak hanya untuk kaum reigius: itu tuntutan untuk semua orang. Tapi kaum religius mengikuti Tuhan dalam cara khusus, cara kenabian. Kesaksian inilah yang saya harapkan dari kalian. Kaum religius hendaknya jadi pria dan wanita yang mampu menyadarkan dunia.”
“Oleh karena itu, yang saya harapkan dari kalian adalah memberi kesaksian,” kata Paus Fransiskus.
Artikel itu juga mengungkapkan bahwa Paus telah meminta Kongregasi Religius untuk merevisi Mutuae Relationes, instruksi 1978 yang dikeluarkan oleh Kongregasi Religius dan oleh Kongregasi Para Uskup. Instruksi tentang hubungan antara uskup dan kaum religius dalam Gereja itu, menurut Paus, sudah “ketinggalan jaman.” (Paul C Pati berdasarkan Radio Vatikan dan Zenit)***