Gereja Katolik Santo Petrus Katedral Bandung bersama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama Kota Bandung menyelenggarakan program rutin tahunan berbentuk Open House Natal, sebagai ajang silaturahmi, tatap muka, dan dialog antarumat beragama, dengan suasana kekeluargaan.
Open house yang bertema “Bersama Mewujudkan Masyarakat Kota Bandung yang Damai, Aman, dan Sejahtera” dan diselenggarakan di Aula Katedral pukul 19.00 hingga 21.30 WIB tanggal 25 Desember itu, dihadiri para tokoh umat beragama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Konghucu, serta tokoh pemerintah dan tokoh masyarakat di Kota Bandung beserta perwakilan-perwakilan dari umat beragama.
Tema itu, menurut Sekretaris DPP Katedral Bandung yang juga seksi acara open house itu, Sisilia Pardoyo, diharapkan menjadi semangat bagi seluruh umat beriman di Kota Bandung bersama-sama dengan pemerintah untuk “mewujudkan Kota Bandung sebagai ‘juara’ dalam hal perdamaian, keamanan dan kesejahteraan bagi warganya.”
Acara, yang diawali simbolisasi perdamaian berupa penyerahan bendera merah putih dari Kepala Paroki Santo Petrus Katedral Bandung Pastor Leo van Beurden OSC kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil dan pemasangan kembang api yang menjadi pralambang tekad bersama dalam mewujudkan kejuaraan itu, dimeriahkan dengan kelompok marawis dari pesantren Al Afifiyah pimpinan Wahyu Afif Al Gofiqi, musikalisasi puisi dari Lentera Nusantara, dan lagu-lagu perdamaian dari Keroncong Jempol Jentik. Acara juga dilengkapi dengan ramah tamah.
Pertemuan itu, jelas Sisilia, juga diharapkan “menjadi jembatan terciptanya dialog dan komunikasi yang positif dan saling menumbuhkembangkan hidup beriman serta hidup bermasyarakat.” Dengan kata lain, jelasnya, persaudaraan antarumat beriman diharapkan semakin erat dan dapat mendukung terciptanya kehidupan bermasyarakat Bandung yang aman, damai dan sejahtera.
Pastor Leo van Beurden OSC telah menyelenggarakan open house itu selama enam tahun. Motivasi dasar dari penyelenggaraan acara semacam itu, kata imam itu, adalah untuk merealisasikan mimpinya yakni menciptakan suasana toleransi dan kedamaian di kota Bandung, saat semua umat manusia yang memiliki keyakinan berbeda dapat bersatu dan saling menghargai.
Selain itu, imam itu bermimpi agar “Bandung kota yang dikagumi di Indonesia dan menjadi sorotan positif karena hijau, bersih, tertib, aman dan damai.
Untuk merealisasikan mimpi yang lain agar orang tidak lagi melihat ke atas tetapi ke bawah atau menjalin kepedulian dengan sesama, imam itu meminta setiap orang merefleksikan atau bertanya dalam diri sendiri kontribusi mereka untuk kebahagiaan sesama dengan bertanya, “What can I do for you.” Manusia, tegas imam itu, tidak boleh apatis dan tidak peduli terhadap mereka yang miskin, lemah dan tertindas.
Pada acara dialog, Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa acara itu sangat berharga, karena di saat umat Katolik merayakan Natal dengan penuh kedamaian dan nuansa kemanusiaan, banyak perwakilan lintas agama hadir merayakan kebersamaan sebagai suatu warga.
“Kebersamaan dan persatuan ini tentunya didasari oleh cerita bersama atau pun sejarah bersama, maka penting bagi setiap warga Kota Bandung melihat cikal bakal sejarah sekaligus menatap masa depan,” kata walikota seraya mengajak warga dalam kebersamaan lintas agama untuk terus mencoba mencari kesamaan daripada menghabiskan energi untuk mencari perbedaan.
“Kalau kita bisa bersama-sama dan bisa saling berkolaborasi dan bertoleransi tentunya Kota Bandung akan menjadi lebih baik seperti harapan kita semua”, ungkap Ridwan Kamil.***