Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Paus sampaikan pesan Ubi et Orbi seputar pesan kepada para gembala

11548692363_2ca736bfd3_b

“Saya mengangkat lagu para malaikat yang nampak kepada para gembala di Betlehem di malam ketika Yesus lahir. Itulah lagu yang menyatukan langit dan bumi, yang memuji dan memuliakan langit, dan menjanjikan perdamaian di bumi dan bagi semua orang.”

Dalam pesan Natal Urbi et Orbi, Paus Fransiskus secara mendalam membahas pengumuman para malaikat kepada para gembala dari Betlehem: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya (Luk 2:14).

“Di atas segala-galanya,” kata Paus seperti dilaporkan oleh Radio Vatikan, Natal memanggil kita “untuk memuliakan Allah, karena Dia baik, Dia setia, Dia penuh belas kasihan.” Paus berdoa agar semua orang mau mengenal “wajah Allah Bapa yang sebenarnya, yang memberikan Yesus kepada kita.” Paus mendorong semua orang untuk memuliakan Allah sepanjang hidupnya, “untuk mencintai Dia dan mencintai semua saudara-saudari kita.”

Sebagian besar pesan Bapa Suci diangkat dengan tema “Damai sejahtera bagi umat manusia.” Paus mengingatkan kita bahwa “perdamaian sejati … bukanlah keseimbangan kekuatan-kekuatan yang berlawanan,” bagian luar yang menyembunyikan konflik dan pemisahan. Sebaliknya “perdamaian menganjurkan komitmen sehari-hari … mulai dari karunia Allah, dari kasih karunia yang telah Ia telah berikan kepada kita dalam Yesus Kristus.”

Paus minta agar anak-anak korban perang, orang jompo, wanita korban kekerasan rumah tangga, orang sakit diperhatikan. Paus secara khusus menyebut para korban konflik yang sedang berlangsung di Suriah, dan memohon kepada Tuhan untuk membantu agar semua pihak dalam konflik itu “mengakhiri semua kekerasan dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan bisa masuk.”

Seraya mengingatkan kembali akan kekuatan doa, Paus Fransiskus menyatakan kebahagiaan bahwa semua pengikut agama-agama yang berbeda berdoa bersama untuk perdamaian di Suriah. Paus juga mengajak orang-orang yang tidak beragama untuk menginginkan perdamaian.

Dalam sambutannya, Paus berbicara tentang Republik Afrika Tengah, seraya memohon kepada Tuhan agar memberikan perdamaian ke negara itu. Paus memandang Sudan Selatan, seraya berdoa agar Tuhan “mempercepat kerukunan sosial” di negeri itu.

Paus Fransiskus memohon kepada “Raja Damai” agar menuntun manusia untuk meletakkan senjata dan “melakukan jalan dialog,” seraya menyebutkan secara khusus Nigeria dan Tanah Suci. Dan Paus berdoa agar Allah mau “ menyembuhkan luka-luka dari negeri tercinta Irak, yang sekali lagi dilanda aksi kekerasan yang memang sering terjadi di sana.”

Bapa Suci meminta kepada Allah untuk “melindungi semua orang yang dianiaya karena nama-Mu” dan agar orang-orang yang dipindahkan dan para pengungsi mendapatkan perdamaian dan penghiburan, terutama mereka yang berada di Tanduk Afrika dan Republik Demokratik Kongo. Paus berharap agar “tragedi-tragedi seperti yang kita saksikan tahun ini, dengan begitu banyak kematian di Lampedusa, tidak pernah terjadi lagi.”

Paus berdoa kepada “Anak Betlehem” untuk “menyentuh hati semua yang terlibat dalam perdagangan manusia,” yang disebutnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Paus Fransiskus mengingat banyak anak korban konflik bersenjata, terutama yang dipaksa menjadi tentara anak-anak.

Akhirnya, Paus Fransiskus meminta kepada Allah untuk melindungi bumi, “yang sering dieksploitasi oleh keserakahan dan kerakusan manusia.” Paus meminta kepada Allah untuk membantu dan melindungi para korban bencana alam, terutama di Filipina, korban topan baru-baru ini.

Paus Fransiskus mengakhiri pesannya dengan seruan untuk membiarkan hati kita disentuh oleh Allah. “Saudara-saudari terkasih, hari ini, di dunia ini, dalam kemanusiaan ini, dilahirkan Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan. Marilah berhenti sejenak di depan Anak Betlehem. Marilah membiarkan hati kita disentuh, janganlah takut. Janganlah kuatir bahwa hati kita digerakkan. Ini kita perlukan! Biarkan diri kita dihangatkan oleh kelembutan Allah, kita membutuhkan belaian-Nya. Belaian Allah tidak merugikan melainkan memberikan ketenangan dan kekuatan. Kita perlu belaian-Nya. Allah itu penuh kasih: bagi Dia pujian dan kemuliaan selamanya! Allah adalah damai sejahtera: mintalah kepada-Nya untuk membantu kita menjadi pembawa damai setiap hari, dalam hidup kita, dalam keluarga kita, di kota-kota dan bangsa kita, di seluruh dunia. Biarkanlah diri kita tergerak oleh kebaikan Allah.”***

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini