Puisi “Sisa-Sisa Masa Lalu” terdengar keluar dari mulut Windy Papey yang berusia 14 tahun. Puisi yang dibawakan oleh siswi SMP Negeri Urumb itu mengajak generasi muda untuk berhenti minum, mabuk, merokok, dan berhubungan seks sebelum nikah, karena semua itu menjadi pintu masuk HIV/AIDS dan mematikan generasi penerus bangsa.
“Kalau tetap seperti ini, generasi Papua, khususnya suku Marind, bisa sampai tertular HIV/AIDS,” kata Windy di hadapan sekitar 350 orang yang menghadiri puncak Hari AIDS Internasional di halaman sekolahnya di Kampung Urumb, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, 17 Desember 2013.
Tampak juga sebanyak 118 siswa mengenakan pita merah dan putih lambang Komisi Penanggulangan AIDS di dada mereka dalam acara yang ingin menjadikan Merauke sebagai tempat percontohan dalam penanggulangan HIV/AIDS. Penanggung jawab acara dengan tema “Cegah HIV-AIDS, Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa” itu adalah Pangkalan Utama Angkatan Laut XI Merauke.
Kepala Paroki Bunda Hati Kudus Wendu, Pastor Aloysius Batmyanik MSC, menyambut baik kegiatan itu. “Bentuk kepedulian generasi muda yang ditampilkan saat ini, misalnya belajar di kelas dan berdiskusi dengan guru adalah hal positif, tetapi alangkah lebih baik bila berkomunikasi di luar sekolah atau di berbagai kampung tentang anti HIV/AIDS.”
Gerakan itu perlu, kata imam itu, agar generasi Papua sekarang jangan hilang. “Mendidik orang untuk sadar diri untuk menjauh dari penyebaran virus ini menjadi sangat penting,” kata imam itu seraya memuji tema-tema yang katanya mengena bagi generasi tua, muda serta anak-anak.
Gereja Katolik, tegas Pastor Batmyanik, sangat mendukung kegiatan itu. “Gereja ingin generasi muda lebih sehat. Satu saja cara, memberitahukan setiap orang di kota hingga perkampungan untuk menghindarinya,” kata imam itu.
Berbagai kegiatan dilakukan di Kabupaten Merauke dalam memperingati Hari AIDS Internasional yang biasanya diselenggarakan setiap 1 Desember, antara lain sambung rasa di RRI Cabang Merauke, Penyuluhan HIV-AIDS di lingkungan TNI/Polri, pengobatan serta pembagian kelambu gratis dan aneka lomba di SMP Negeri Urumb.
DANLANTAMAL XI Merauke, Brigjen TNI Buyung Lalana, mengajak semua pihak termasuk pelajar dan orang tua untuk memberantas virus HIV/AIDS. “Secara moral semua orang harus bersuara tanpa pandang agama, suku dan golongan. Kabupaten Merauke dulu terbanyak kasus HIV/AIDS tetapi sekarang turun karena tanggungjawab diri sendiri.”
Wakil Bupati Merauke Sunarjo mengungkapkan Hari AIDS Internasional setiap tahun diselenggarakan agar warga dunia sadar akan bahayanya. Dia mengajak semua orang untuk prihatin Brigjen TNI Buyung Lalana dengan kasus HIV/AIDS dan menyadarkan bahwa virus itu tidak mengenal tua, muda, lelaki atau perempuan apalagi anak-anak. “Kita tahu, sekali kena virus ini susah disembuhkan,” ungkapnya.
Hari itu, Panitia Hari AIDS Internasional memberikan bantuan nutrisi di Kampung Urumb bagi 50 orang ODHA selama enam bulan. Melihat ada sekitar 80 kampung di Kabupaten Merauke dengan tingkat pemahaman sedikit sekali tentang virus itu maka dia mengajak agar bahaya itu diinformasikan “meski sedikit tapi berkualitas” di antara keluarga dan kampung.
Kabupaten Merauke sekarang menjadi contoh di Papua dalam menekan HIV/AIDS di Indonesia. Merauke berpenduduk 68% non-Papua dan 32% masyarakat asli Marind, tapi presentasi HIV/AIDS berbanding terbalik menjadi 58% orang asli Papua dan 42% non-Papua. “Kamorang harus cerdas dan sehat sehingga bersekolah adalah paling bagus. Paling tidak, kalian cerita tentang kepedulian kesehatan dan HIV/AIDS dan jaga diri.”***