Dalam rangka Hari Pangan Sedunia (HPS) 2013, Misa di Gereja Santo Fransiskus Xaverius Kebon Dalem, Semarang, Minggu Biasa XXX tanggal 27 Oktober 2013 pukul 7.30 diintensipkan secara khusus untuk syukur, terima kasih dan doa bagi para petani.
Pastor Aloysius Budi Purnomo Pr menulis suasana Misa yang dirayakan di altar yang diwarnai bunga, buah dan sayur-mayur itu dalam suratnya pada hari yang sama kepada Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta, semua kepala paroki di keuskupan agung itu, rekan-rekan imam diosesan serta kepada wartawan Katolik.
Menandai momen itu, tulis kepala Paroki Kebon Dalem itu, “Bidang Diakonia Paroki bekerjasama dengan Bidang Liturgi dan Koordinator Wilayah mempersiapkan bahan-bahan persembahan berupa hasil bumi yakni sayur-mayur, beras, kue moho dan buah-buahan. Dua puluh lingkungan masing-masing mempersiapkan bahan persembahan sesuai keunikannya.”
Imam yang bertugas sebagai Ketua Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang itu juga menceritakan bahwa umat Paroki Kebon Dalem yang berada di kompleks Pecinan, yang mayoritas umatnya adalah etnis Tionghoa, sebanyak 2.159 jiwa, “mendoakan para petani dengan menampilkan Gunungan sayur-mayur dan buah-buahan yang dipikul oleh empat Mudika beretnis Tionghoa dengan mengenakan caping dan sarung, gambaran sederhana mengenai para petani.”
Pada saat doa persembahan, ketika mengangkat hosti, jelas imam itu, dia mendaraskan doa, “Terpujilah Engkau ya Bapa, pencipta langit dan bumi, sebab dari kemurahan-Mulah kami menerima roti yang kami persiapkan ini. Inilah hasil bumi dan karya para petani yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan!”
Dan di saat mengangkat piala berisi air-anggur, imam itu berdoa, “Terpujilah Engkau ya Bapa, pencipta langit dan bumi, sebab dari kemurahan-Mulah kami menerima anggur yang kami persiapkan ini. Inilah hasil pohon anggur dan karya para petani anggur yang bagi kami akan menjadi minuman rohani!”
Pada saat prefasi, lanjut imam itu, prefasi yang dipilih diambil dari TPE halaman 105 yang berisi Doa Syukur atas Panenan.
Selesai Perayaan Ekaristi, tulis imam itu, “Gunungan yang terbuat dari sayur-mayur dan buah-buahan dibagi-bagikan kepada umat yang berminat, demikian pula bahan-bahan persembahan lainnya.”
Selain itu, bazar dan lomba membuat penganan dari bahan-bahan serba singkong dilaksanakan di halaman samping gereja. “Lomba menanam vertikultur juga dilaksanakan,” kata Pastor Budi Purnomo yang bersama umat parokinya sedang bermimpi “menjadikan sungai yang persis di depan gereja dan pastoran Kebon Dalem yang sering kotor oleh sampah dan bau anyir menjadi bersih dan jernih.”***