Paus Fransiskus minta agar 7 September dijadikan hari doa untuk perdamaian

0
3658

angelus

Paus Fransiskus menghimbau agar hari untuk puasa dan puasa serta doa demi perdamaian di Suriah, di seluruh wilayah Timur Tengah, dan seluruh penjuru dunia dilaksanakan hari Sabtu mendatang, tanggal 7 September 2013.

Ketika berbicara dengan  para peziarah di Lapangan Santo Petrus di hari Minggu, sebelum doa Angelus 1 September 2013, Paus Fransiskus mengatakan, “pada hari Sabtu 7 September, di sini (di Lapangan Santo Petrus), dari pukul 7 malam hingga tengah malam, kami akan berkumpul bersama dalam doa, dalam semangat bertobat, untuk meminta rahmat (perdamaian) dari Allah untuk bangsa Suriah yang terkasih dan untuk seluruh situasi konflik dan kekerasan di dunia.

Paus Fransiskus ingin memberikan karakter Maria di malam perayaan Kelahiran Maria, Ratu Damai. Pengumuman hari pantang-puasa itu Paus umumkan pada 1 September, tepat pada perayaan ke-60 air mata mukjizat dari Bunda Air Mata dari Siracusa, yang terjadi antara tanggal 29 Agustus dan 1 September 1953.

“Jeritan hati setiap penjuru bumi, setiap bangsa, setiap hati manusia, … adalah jeritan akan perdamaian,” kata Paus yang juga memohon agar “tercipta perdamaian dan tidak ada lagi perang di dalam masyarakat yang diwarnai perpecahan dan konflik.”

Bapa Suci juga mengajak umat Kristen non-Katolik dan non-Kristen untuk ikut serta dengan cara yang mereka rasa cocok. “Jangan ada perang lagi!” kata Paus Fransiskus. “Kami menginginkan dunia yang penuh kedamaian,” kata Paus, “kami ingin menjadi putra-putri perdamaian.”

Paus Fransiskus juga sangat mengecam  penggunaan senjata kimia. “Ada penghakiman Allah, dan juga penghakiman sejarah atas tindakan-tindakan kita – penghakiman itu tak mungkin dihindari.”

Paus meminta semua pihak yang bertikai untuk mengupayakan negosiasi, dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengakhiri konflik, terutama perang di Suriah. “Umat manusia perlu mengambil langkah perdamaian,” kata Paus Fransiskus, “dan mendengar kata-kata pengharapan dan perdamaian.”

Email yang diterima dari Dominican General Promoter of Dominican Justice, Peace and Care for Creation, Pastor Carlos Rodriguez Linera OP, dan Dominican International Co-Promoter for Justice and Peace, Suster Toni Harris OP, menulis bahwa Dominikan memiliki keluarga di Suriah. “Kami telah menerima permintaan dari Sr Ines Al-Jacoub, Prior Jenderal Sus-Suster Rosario Yerusalem, agar berdoa bagi para suster di Suriah dan untuk semua orang di sana.

Tiga suster berada di Ghassanieh, tempat pastor paroki tewas di bulan Juni lalu. Suster-suster ini telah pindah ke Yordania. Dua suster tetap di Suriah saat ini.

Silakan menghubungi Keluarga Dominika agar mereka tahu keberadaan Keluarga Dominikan di Suriah. Ajak mereka berdoa bagi mereka, bagi semua orang di Suriah, dan bagi resolusi damai terhadap krisis ini.***