Abu nasionalis sejati pemegang teguh kata ‘Merdeka’ menghiasi tumpah darah

0
3748

Krisbiantoro foto oleh MI Sumaryanto vg

Christophorus Soebiantoro, yang dikenal bangsa dengan Kris Biantoro, wafat di Jakarta, 13 Agustus 2013, dan dikremasi 15 Agustus 2013 di OASIS Tangerang. Sesuai keinginan Kris, jenazahnya dikremasi dan abunya dilarung ke laut menghiasi tanah tumpah darah tercinta. Presenter kawakan bersuara emas yang lahir di Kedu Magelang 17 Maret 1938 memulai karier hiburan tahun 1971. Sejak di SMA de Britto Yogjakarta, Kris sudah populer di masyarakat sekitar sebagai aktor, penyanyi dan pencipta lagu. Ketika di Universitas Atmajaya, Kris dan rekan-rekannya jadi sukarelawan operasi Trikora di Irian Barat. Menurut Metrotvnews.com, Tantowi Yahya mengingat Kris sebagai sosok nasionalis yang memegang teguh kata ‘merdeka,’ bukan hanya dalam ucapan tapi sikap hidup. “Om Kris dalam setiap kesempatan selalu berucap kata ‘merdeka’,” kata Tantowi. Di akhir kerja sukarela dalam pembebasan Irian Barat, Kris diganjar gelar kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan. Kecintaannya di dunia seni dibarengi kecintaannya terhadap tanah air dan bangsa, hingga salam yang diucapkan selalu “Merdeka”. Kris yang mempersunting Maria Nguyen Kim Dung, asal Vietnam, dikenal sejak 1971 dengan program TVRI “Dansa yo Dansa,” dan berbagai lagu antara lain “Jangan ditanya ke mana aku pergi” dan beberapa film. Sejak 1972, Kris sudah mengidap sakit ginjal kronis dan mulai berhenti berkarier akhir 1990. Namun dia masih tetap hadir dalam berbagai acara, termasuk berbagai acara Katolik. “Saya sedih sekali. Waktu begitu cepat. Ayah saya meninggal, lalu Kris Biantotro juga. Pak Kris jadi MC saya waktu tahbisan,” kata Pastor Andrei Kurniawan OP kepada PEN@ Indonesia.***

Foto: MI/Sumaryanto/vg