Selasa, November 5, 2024
32.3 C
Jakarta

OMK harus tetap Katolik dan menyadari Ekaristi sebagai sumber hidupnya

Temu Akbar OMK Nias Barat

 

“Seluruh kisah hidupku kuingat kembali. Kesedihan yang mendera karena ditinggal kedua orangtua saat masih kecil tak membuatku minder dan takut.”

Fenny Zebua mulai menuturkan kesannya seusai Temu Akbar Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Salib Suci Nias Barat yang berlangsung Aula Paroki Nias Barat dengan tema “Tabohouni Wa’aurida” (Marilah Membaharui Hidup), tanggal 27-30 Juni 2013.

Fenny yang ikut dalam Temu Akbar OMK itu lalu bersaksi bahwa dia sangat yakin bahwa Tuhan selalu bersama dia. “Dalam acara inilah semakin kuyakini itu,” tegasnya.

Temu Akbar yang diisi dengan seminar hidup dalam roh itu menghadirkan 11 narasumber dari Seksi Kepemudaan Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik (BPK PKK) Keuskupan Bandung yang diketuai oleh Yohanes Widiadi Chandra.

Yohanes Widiadi menegaskan bahwa OMK mesti sadar bahwa Ekaristi adalah puncak dan sumber hidup umat Katolik dan mesti selalu membaca dan menghidupi Sabda Allah sehingga menjadi penguat OMK dalam melayani sesama. “Buah dari iman adalah pelayanan. Iman mesti tampak dalam perbuatan,” tegasnya.

Peserta terkesan dengan Temu Akbar yang diprakarsai oleh Pastor Postinus Gulö OSC, moderator OMK Paroki Nias Barat dan juga Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Sibolga. “Metode Temu Akbar semacam ini cocok untuk OMK. Ada banyak animasi melalui puji-pujian yang membuat kami semakin berefleksi,” kata Munieli Gulö, salah seorang peserta.

Peserta lain, Lihati Hia, menambahkan, “metode pendampingan dari BPK PKK Keuskupan Bandung ini semakin membuat kami memahami sakramen dan iman kekatolikan, apalagi dalam acara ini, kami diberi kesempatan untuk mengaku dosa dan merayakan Ekaristi setiap hari.”

Selain itu, katanya, peserta diberi kesempatan mengikuti adorasi dan ibadat Taize. “Sungguh kami diajak ke dalam kekudusan,” lanjut Lihati yang juga senang dengan selingan acara kreasi budaya Nias, tarian kolosal Nias yang disebut Maena, yang mampu membuat para narasumber dari Bandung ikut menari bersama peserta.

Tujuan utama kegiatan itu, menurut ketua panitia Nelis Kristianto Hia, adalah untuk mengajak OMK semakin memperdalam dan memperkuat fondasi imannya. “Tidak hanya itu, OMK dipanggil untuk terus-menerus membaharui diri, sehingga Roh Kudus sungguh berkarya nyata dalam diri OMK Paroki Nias Barat,” tegasnya.

Bupati Nias Barat Adrianus Aroziduhu Gulö SH MH yang hadir dalam acara pembukaan mengharapkan agar melalui Temu Akbar itu, OMK Paroki Nias Barat semakin setia pada imannya. “Zaman dahulu, kami tidak pernah alami kegiatan semacam ini. Sekarang OMK sungguh didampingi oleh Gereja. Iman OMK zaman ini mestinya lebih kuat,” katanya.

Bupati yang mantan katekis Paroki Nias Barat itu juga berharap agar semua peserta Temu Akbar OMK itu mesti berprinsip “Sekali Katolik tetap Katolik.”

Temu Akbar OMK itu dibuka secara resmi oleh Kepala Paroki Nias Barat Pastor Matias Kuppens OSC didampingi para pastor yang berkarya di Nias Barat Pastor Andreas Dadang OSC, Pastor Agus OSC dan Pastor Postinus Gulö OSC.

“Hendaknya OMK tetap menjadikan Yesus sebagai teman hidupnya,” demikian arahan dan bimbingan Pastor Matias saat membuka acara itu.***

Komentar

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini