Jurnalisme damai sangat penting saat ini, kantor media harus serius tanggapi berita palsu

0
1200
Ketua Konferensi Waligereja India (CBCI) yang juga ketua Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja Asia (FABC) bersama Paus Fransiskus  Bombay Mgr Oswald Gracias
Ketua Konferensi Waligereja India (CBCI) yang juga ketua Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja Asia (FABC) bersama Paus Fransiskus Bombay Mgr Oswald Gracias

Ketua Konferensi Waligereja India (CBCI) serta ketua Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja Asia (FABC), Uskup Agung Bombay Mgr Oswald Gracias, menegaskan bahwa jurnalisme damai “sangat penting” untuk melawan berita palsu.

Oleh karena itu, Kardinal Gracias menyatakan puas dengan tema dari pesan Hari Komunikasi se-Dunia, Minggu, 13 Mei 2018 yang dipilih Paus Fransiskus, “Kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Berita palsu dan jurnalisme untuk perdamaian.”

Tuhan, kata kardinal itu, telah memberi kita media dan fasilitas untuk “mengkomunikasikan kebenaran”, namun seperti dikatakan Bapa Suci, “kekuatan jahat” telah mulai menggunakan komunikasi “untuk memberikan kepalsuan, bukan kebenaran,” yakni berita palsu.

Pernyataan-pernyataan itu dikutip oleh PEN@ Katolik dari wawancara Kardinal Gracias, yang merupakan anggota Dewan Kardinal (C9) atau kelompok sembilan kardinal yang dipilih oleh Paus Fransiskus untuk menasihatinya tentang upaya reformasi, dengan Robin Gomes dari Vatican News tentang seberapa pentingnya “jurnalisme damai” di dunia saat ini, termasuk di India.

Menurut kardinal itu, berita palsu itu sangat berbahaya, “karena hasil akhirnya bisa berupa ketidakrukunan, kemarahan, prasangka, atau kebencian yang sama sekali tidak berdasar, kepalsuan.” Memerangi berita palsu, lanjut kardinal, “merupakan tantangan bagi Gereja dan kantor-kantor media harus serius menanggapinya.”

Berita palsu, tegas kardinal, juga merupakan tantangan bagi pemerintah India. “Perlu membedakan antara berita palsu dan kebenaran, bagaimana tidak membiarkan berita palsu mempengaruhi diri kita sendiri dan bagaimana melawan berita palsu di media dengan memberikan kebenaran.” Tantangan “luar biasa” itu, lanjut kardinal membutuhkan juga “orang-orang yang mengkhususkan diri di media untuk memberi nasihat kepada Gereja.”

Berita palsu, lanjut Kardinal Gracias, secara khusus sangat berbahaya bagi India yang kaya akan ragam agama, bahasa dan budaya, di mana kerukunan sangat penting. “Siapa pun yang tidak suka dengan kerukunan dapat menciptakan pemecahan. Para penabur berita palsu adalah musuh dari kebenaran, musuh-musuh negara dan merupakan kekuatan jahat, yang perlu diperangi dengan segala cara yang bisa dilakukan,” tegas kardinal.(paul c pati)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here