Mgr Bruno Syukur: Umatku, rayakan gerakan kebangsaan, tingkatkan aksi kesetiakawanan sosial

0
1541

Mgr Paskalis5

Mencermati tanda-tanda zaman now, kami menyerukan: “Umatku, adakan dan rayakan gerakan-gerakan kebangsaan. Tingkatkan aksi kesetiakawanan sosialmu sebagai bagian utuh dari komitmenmu sebagai duta Kristus yang hebat”. Sebab “iman tanpa perbuatan (gerakan kebangsaan) adalah mati,” seru Rasul Yakobus (Bdk Yak 2,17).

Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur menulis seruan itu dalam Surat Gembala APP Keuskupan Bogor 2018 bertema “Aku Katolik – Aku Indonesia. Selamatkan tanah air kita,” yang tertanggal 3 Februari 2018, dan dibacakan di gereja-gereja keuskupan itu tanggal 10 dan 11 Februari 2018.

Mgr Paskalis Bruno juga mengutip pernyataan Paus Fransiskus yang mengingatkan umat Katolik bahwa, ”Iman sejati, yang tak pernah nyaman atau sepenuhnya individual, selalu melibatkan hasrat mendalam untuk mengubah dunia, meneruskan nilai-nilai, meninggalkan dunia ini agar lebih baik daripada ketika kita temukan” (EG 183).

Penegasan “Aku Indonesia” dalam tema surat gembala itu, menurut Uskup Bogor itu, mengandung komitmen kebangsaan yang berarti “kita memiliki keyakinan teguh untuk ikut serta mengembangkan bangsa dan tanah air Indonesia atas dasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” dan “mengembangkan bangsa dan tanah air Indonesia itu menjadi ‘rumah kita bersama’, tempat semua orang Indonesia mengalami hidup dalam damai, sejahtera dan bersaudara.”

Komitmen keindonesiaan, lanjut uskup, mengandung spirit kesetiakawanan sosial, yang merupakan daya batin dan kerelaan hati untuk merasakan senasib, sepenanggungan dan saling membutuhkan satu terhadap yang lain. “Kesetiakawanan sosial terwujud dalam sikap peduli dan saling berbagi, yang dikonkretkan dalam gerakan-gerakan dan kegiatan kebangsaan,” tulis uskup.

Ada beberapa gerakan yang diusulkan Mgr Bruno Syukur. Yang pertama gerakan peduli akan pengamalan nilai-nilai Pancasila. “Adakan dan rayakan momen-momen kenegaraan bersama elemen bangsa lainnya, dengan doa bersama, gerak jalan bersama, bakti sosial bersama” untuk berjuang bersama membangun masyarakat yang beradab, adil dan saling menghargai, ajak uskup. Momen yang lain adalah dialog lintas iman dan dialog budaya, serta dialog dengan pejabat negara dan wakil rakyat.

Uskup meminta agar “gerakan pertobatan sakramental, berpuasa dan bersedekah” ditingkatkan dengan memenuhi bilik-bilik pengakuan dosa di gereja-gereja dan mengisi kotak-kotak derma dengan sukacita dan tulus. “Hapuskanlah hutang-hutang iri hati, dendam kesumat yang terpendam dalam hatimu. Berpestalah karena kita sudah berbalik kepada Allah, mengasihi sesama dan alam ciptaan ini,” tulis uskup.

Menyongsong Pilkada 2018, dan Pileg Pilpres 2019, uskup meminta umatnya melibatkan diri dan terjun dalam kehidupan berpolitik berwawasan nasional. “Semua umat yang mempunyai hak memilih mesti ikut aktif. Pilihlah pejabat-pejabat publik yang terbukti dan konsisten bertekad membangun kesejahteraan semua orang di kota, kabupaten dan provinsi,” minta uskup.

Sebagai kebangkitan dan tekad untuk bekerja bersama Kristus yang bangkit membarui dunia ini, Mgr Bruno Syukur meminta umat melakukan gerakan merayakan Paskah agar “bersama Dia, kita memberantas korupsi, tidak kompromi dengan kelompok-kelompok politis yang berorientasi hanya mencari kekuasaan demi kepentingan golongannya.”

Dalam gerakan ekologis untuk menyelamatkan tanah dan air dari pencemaran akibat kerakusan, ketamakan kita, Uskup Bogor mengatakan, “Bertobatlah dari menyiksa alam, memperkosa tanah dan air melalui perilaku kita yang tidak ramah lingkungan. Mari kita menciptakan keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan seluruh ciptaan dan manusia dengan sang Pencipta.”

Uskup juga meminta agar gerakan membangun masyarakat cinta damai dan keramahan sejati dimulai dari rumah kita, dari “Ecclesia domestica”, hingga masyarakat kota dan bangsa.(paul c pati)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here