Sesuai tradisi, Paus akan rayakan Misa Rabu Abu di Basilika Santa Sabina, Pusat Ordo Dominikan

0
2675

Santa Sabina 1

Sesuai tradisi yang dimulai pada abad keempat, pada hari Rabu Abu, 14 Februari 2018, Paus Fransiskus akan datang ke Basilika Santa Sabina, yang saat ini menjadi kantor pusat Ordo Dominikan atau Ordo Pewarta (OP) sedunia.

Setelah agama Kristen disahkan tahun 313, umat beriman memulai kebiasaan melakukan prosesi melalui jalan-jalan di Kota Roma guna mengunjungi berbagai gereja dan menghormati para martir yang sering dimakamkan di sana.

Seraya menyanyikan lagu-lagu rohani dan mendoakan para kudus, mereka sering diikuti oleh Uskup Roma. Selama masa kepausannya, Santo Gregorius Agung menetapkan urutan gereja-gereja yang akan dikunjungi, dan memutuskan kebisaan itu harus menjadi praktik di masa Puasa, yakni ziarah spiritual bersama Yesus dan para kudus.

Sama sekali tidak diketahui mengapa Santa Sabina dipilih sebagai gereja pertama yang dikunjungi. Ada yang mengatakan karena Santo Gregorius jatuh cinta pada gereja itu saat dia mengungsi di sana saat wabah. Yang lain percaya karena lokasi Santa Sabina berada di Bukit Aventino. Setiap orang yang ingin mengunjungi gereja itu harus mendaki bukit curam, simbol pendakian Kristus ke Bukit Golgota dan penyaliban-Nya. Namun, yang lain mengira karena makna historis gereja itu.

Santa Sabina adalah salah satu dari “gereja-gereja rumah” di Roma. Selama penganiayaan-penganiayaan awal terhadap Gereja, orang-orang Kristiani diam-diam berkumpul di rumah-rumah umat untuk beribadah. Salah satu rumah ini adalah milik seorang wanita bernama Sabina, yang menjadi martir di tahun 125.

Di antara tahun 422 hingga 432, sebuah basilika dibangun di atas tanah di mana rumah Saint Sabina berdiri dan untuk menghormatinya basilika itu menggunakan namanya. Relikui-relikuinya masih tetap berada di sana sampai hari ini, bersama dengan relikui-relikui Santo Alexander, Santo Eventius dan Santo Theodulus.

Meskipun basilika itu telah mengalami sejumlah renovasi selama bertahun-tahun, Santa Sabina sangat dibanggakan karena masih menggunakan pintu asli dari gereja itu, pintu yang terbuat dari kayu siprus dan berisi ukiran adegan-adegan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang termasuk salah satu dari gambaran penyaliban Kristus yang paling awal.

Tahun 1218, Santa Sabina diberikan kepada para biarawan Dominikan oleh Paus Honorius III, dua tahun setelah dia menyetujui pendirian Ordo Pewarta. Sejak saat itu, Santa Sabina berfungsi sebagai generalat dan kantor pusat Master dari Ordo Pewarta dan kuria Dominikan.

Selama hampir 100 tahun Paus bergabung dengan para biarawan Dominikan di Santa Sabina untuk Misa Rabu Abu, sampai kepausan pindah ke Avignon di tahun 1309. Syukurlah, Paus Leo XIII menghidupkan kembali tradisi untuk memulai Masa Prapaskah di Santa Sabina, dan sejak itu tradisi itu menjadi kebiasaan normal.

Kini, kebiasaan itu dimulai dengan doa singkat di Basilika Sant ‘Anselmo, kantor pusat internasional dari para biarawan Benediktin. Dari situ, Paus, para biarawan Benediktin, para biarawan Dominikan dan semua yang hadir melakukan prosesi ke atas bukit sambil menyanyikan Litani Para Kudus.

Begitu sampai di Santa Sabina, Paus merayakan Misa. Setelah homili, Paus memberkati abu, yang kemudian ditaburkan di kepalanya oleh Kardinal Tituler Santa Sabina. Paus kemudian membagikan abu itu kepada para kardinal, para biarawan Dominikan, biarawan Benediktin dan anggota umat beriman.

Karena biarawan Dominikan didirikan untuk mendamaikan orang-orang yang telah meninggalkan iman, maka kebiasaan itu menjadi penting. Kebiasaan itu mengingatkan kita bahwa kita harus menjadi pewarta belas kasihan, terutama selama masa Prapaskah.(pcp berdasarkan http://www.op.org/)

16598038752_cc56e3aa17_z
Paus membagikan debu di kepala Master Ordo Pewarta Pastor Bruno Cadorè OP saat rabu Abu di tahun 2015, seperti halnya foto-foto yang lain.

Santa Sabina16411625590_1db69fd193_z16597475321_6a03119cc5_z

santa-sabina-v-rime

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here