Jumat, 20 Oktober 2017

0
1739

jesus-sermon-on-the-mount

PEKAN BIASA XXVIII (H)
Santa Maria Bertilla Boscardin; Santo Yohanes Paulus II, Paus; Santa Irene dari Portugal, Santa Maria – Theresia Soubiran

Bacaan I: Rm. 4:1-8
Mazmur: 32:1-2.5.11; R: 7
Bacaan Injil: Luk. 12:17

Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: ”Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.”

Renungan

Abraham adalah Bapa orang beriman. Oleh kepercayaannya Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (bdk. Rm. 4:3). Paulus menunjukkan sikap keberimanan Abraham sebagai teladan bagi orang-orang beriman. Sikap beriman Abraham membawa kepenuhan janji bagi bangsa Israel. Ia adalah nenek moyang mereka yang beriman.

Lukas dalam Injilnya menceritakan bagaimana Yesus memberikan pengajaran khusus bagi murid-murid. Ajaran tersebut mengingatkan dan menegaskan para murid untuk selalu jujur dan terbuka terhadap Allah dan sesama. Yesus menekankan sikap hidup jujur dan percaya. Abraham sebagai bapa orang beriman ditampilkan kembali. Ia tampil sebagai sosok yang mewakili cara beriman bagi manusia. Sikap yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid ialah agar mereka memiliki sikap takut dan setia akan Allah. Inilah kemegahan yang telah ditunjukkan Abraham. Ia menerima tugas perutusan dari Allah dengan iman yang gembira dan kuat. Martabat kemanusiaan kita diangkat kembali karena Allah memberikan cinta-Nya. Setiap kita diteguhkan untuk berani mengakui dan mengimani Yesus sebagai Penyelamat. Apakah kita sudah menghidupi iman secara konkret? Bagaimana iman dapat dinyatakan dalam tindakan sehari-hari?

Tuhan Yesus, bantulah aku untuk selalu jujur dalam hidup. Bukalah hatiku agar berani mengakui dan mengimani Engkau sebagai Tuhan, di mana pun aku berada. Amin.

Renungan Ziarah Batin 2017

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here