Rabu, 15 Februari 2017 

0
1895

 bliind

PEKAN BIASA VI (H)

Santo Klaudius de la Colombiere; Santo Sigfridus

Bacaan I: Kej. 8:6–13.20–22

Mazmur: 116:12–13.14–15.18–19;R:17a

Bacaan Injil: Mrk. 8:22–26

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: “Jangan masuk ke kampung!”

Renungan

Kisah penyembuhan orang buta di Betsaida berlangsung bertahap. Ketika si buta dibawa orang kepada Yesus supaya dicelikkan, Yesus tidak langsung menyembuhkannya. Yesus mulai dengan memegang tangan si buta, membawanya ke luar kampung, kemudian meludahi matanya, dan meletakkan tangan-Nya atasnya.

Setelah perbuatan Yesus itu pun ternyata si buta belum bisa melihat sempurna. Ia baru bisa melihat samar-samar. Baru setelah Yesus meletakkan tangan-Nya untuk kedua lainya pada mata orang itu, ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.

Kisah ini mengingatkan kita setidaknya untuk dua hal. Pertama, Yesus tidak pernah menyia-nyiakan orang yang datang dan memohon kepada-Nya. Orang buta dibuat-Nya melihat, orang lumpuh menjadi berjalan, orang bisu menjadi mendengar, orang sakit akhirnya sembuh, dsb.

Kedua, segala sesuatu memerlukan waktu. Ada proses atau tahapan yang harus terjadi. Ibarat naik tangga, sebelum tiba di puncak, seseorang harus terlebih dahulu menapaki anak tangga pertama, kedua, dst.

Oleh karena itu, marilah kita datang dan mohon kepada Yesus, terlebih saat kita membutuhkan-Nya. Namun, kita tetap harus sabar apabila harapan kita belum terkabulkan.

Ya Yesus, celikkanlah mata hatiku untuk melihat segala kebaikan-Mu dan bukalah pengertianku untuk memahami hal yang pantas aku mohonkan kepada-Mu. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here