Lima ormas Katolik keluarkan seruan bersama karena merasa Pilkada jujur dan adil adalah wajib

1
3881

Ormas Katolik

Pilkada Serentak 2017 akan dilaksanakan di 101 daerah seluruh Indonesia, 15 Februari 2017, saat rakyat memilih pemimpin sekaligus ‘pelayan’  masyarakat yang berkualitas. Untuk itu lima Organisasi Organisasi Kemasyarakatan Katolik menerbitkan seruan berjudul “Pilihan Kita Untuk Bangsa dan Negara!”

“Kami, Organisasi Kemasyarakatan Katolik yang independen merasa wajib agar diselenggarakan Pilkada yang partisipatif, jujur, adil dan transparan,” untuk itu dalam konferensi pers di Gedung Konferensi  Waligereja Indonesia (KWI), Cikini, Jakarta Pusat, 12 Februari 2017, pimpinan ormas-ormas Katolik itu menyampaikan lima poin seruan yang juga diterima oleh PEN@ Katolik.

Kelima ormas itu adalah Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI), Pemuda Katolik, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI).

Pilkada pada dasarnya adalah sarana membangun peradaban bangsa berdasarkan Pancasila  yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan Nasional, tegas mereka dalam poin pertama. “Dalam setiap Pilkada sejatinya warga negara memiliki kehendak bebas dalam menentukan pilihan politiknya sesuai hati nuraninya, sehingga politik uang maupun intimidasi yang justru menghancurkan peradaban bangsa haruslah ditolak,” tulis mereka.

Oleh karena itu, dalam poin kedua mereka “Mendorong seluruh jajaran pengurus atau aktivis Organisasi Kemasyarakatan Katolik di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi lebih aktif dalam seluruh tahapan pilkada serentak 2017 di seluruh Indonesia.”

Salam poin ketiga mereka juga menghimbau masyarakat agar mengajak keluarga dan masyarakat di sekitar mereka yang memiliki hak pilih untuk hadir ke tempat-tempat pemungutan suara. “Marilah menyalurkan hak pilih saudara dengan penuh kegembiraan sesuai hati nurani. Jangan Takut dan Apatis!” ajak mereka.

Mereka lalu mengajak seluruh masyarakat agar turut serta mengawasi dan mengawal seluruh proses pilkada pada 15 Februari 2017 dari mulai tahap pencoblosan hingga rekapitulasi. “Laporkan bila  melihat , mengalami  kecurangan atau pun  intimidasi dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2017 kepada pihak berwenang dan panitia pengawas setempat,” demikian bunyi poin keempat.

Selanjutnya dalam poin terakhir mereka berharap agar para pemilih “memastikan bahwa calon yang dipilih mampu menciptakan keadaban publik yang adil, bermartabat dengan komitmen kuat menjaga NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.”

Kelima pimpinan ormas itu percaya bahwa Indonesia dengan segala kemajemukannya adalah berkat yang telah Allah berikan bagi rakyatnya. “Indonesia saat ini adalah buah perjuangan seluruh anak negeri, bukan hanya perjuangan kelompok, suku, etnis atau agama tertentu dari Sabang sampai Merauke.”

Oleh karena itu mereka bertekad untuk menjaga karunia itu “dengan menghadirkan pimpinan sekaligus ‘pelayan’ masyarakat yang berkomitmen, berintegritas serta setia pada Pancasila, UUD’45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.”

Yang bertandatangan dalam seruan itu adalah Pengurus Pusat PMKRI Angelo Wakeako (Ketua Presidium) dan Bernadus Tri Utomo (Sekretaris Jenderal), Pengurus Pusat Pemuda Katolik Karolin M Natasa (Ketua Umum) dan Christoper Nugroho (Sekretaris Jenderal), Pengurus Pusat ISKA Muliawan Margadana (Ketua Presidium) dan Joanes Joko (Sekretaris Jenderal), Dewan Pengurus Pusat WKRI Justina Rostiawati (Ketua Presidium) dan E Sri Hari Lestari (Sekretaris Jenderal), serta Sekretariat Nasional FMKI Veronica Wiwiek Sulistyo (Sekretaris Nasional).

Perselisihan, permusuhan, kebencian, sekat-sekat akibat pelaksanaan Pilkada bukanlah hal yang terpuji, tegas mereka, karena “Bangsa ini telah menanggung kerugian yang sangat besar dengan berkembangnya situasi tersebut,” tulis mereka.

Mereka meminta agar perbedaan pilihan dalam pilkada yang merupakan hak politik masing-masing harus saling dihormati, “Namun perbedaan itu jangan sampai memecah-belah persatuan dan kesatuan, dan keutuhan kita dalam berbangsa dan bernegara.” (paul c pati)

1 komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here