Jumat, 3 Februari 2017

0
1852
abella-salome-carlo dolci
abella-salome-carlo dolci

PEKAN BIASA IV

Santo Blasius, Uskup dan Martir; Santo Ansgarius, Uskup (H)

Bacaan I: Ibr. 13:1-8

Mazmur: 27:1,3,5.8b-9abc

Bacaan Injil: Mrk. 6:14-29

Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.

Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Renungan

Dendam itu berbahaya. Ibarat setan, ia akan mencari saat dan cara yang tepat untuk melampiaskannya. Selama dendam belum lepas atau terlampiaskan, selama itu pula ia bisa merusak jiwa pemiliknya dan mengancam nyawa orang lain.

Adalah Herodias, istri Herodes, sudah lama menaruh dendam kepada Yohanes Pembaptis, Ia ingin membunuhnya. Sayang, Herodes segan kepada Yohanes dan melindunginya karena Yohanes adalah orang benar dan suci.

Akhirnya, saat dan cara yang tepat Herodias temukan ketika Herodes menawarkan hadiah kepada putrinya. Putrinya meminta kepada Yohanes atas pertunjukan ibunya, Herodias. Dendam Herodias pun terlampiaskan dengan kematian Yohanes.

Surat kepada umat Ibrani mengajak kita untuk menaruh kasih, bukan menyimpan dendam. Dengan  cinta, kita bisa memelihara kemurnian jiwa kita dan keselamatan sesama, bahkan keselamatan mereka yang tidak kita kenal, yang terkena hukuman, dan yang tersisih.

Yesus Kristus telah memelopori praktik cinta kasih  itu. Ia mencintai siapa pun, tak terkecuali mereka yang memusuhi-Nya. Dengan cinta-Nya semakin banyak orang diselamatkan. Bagaimana dengan kita.

Ya Bapa, ajarilah aku untuk menaruh kasih sayang kepada siapa pun, terutama kepada mereka yang jauh dari hatiku. Amin.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here