Jumat, 13 Januari 2017

0
1895

Yesus menyebuhkan

PEKAN BIASA I (H)
Santo Hilarius, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan I: Ibr. 4:1–5.11

Mazmur: 78:3.4bc.6c-7.8; R:7c

Bacaan Injil: Mrk. 2:1–12

Selang beberapa hari sesudah Yesus datang ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: ”Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” —berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu—: ”Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: ”Yang begini belum pernah kita lihat.”

Renungan

Hidup setiap hari seakan-akan menjadi hal yang biasa, tanpa cerita istimewa, tanpa hentakan, tanpa soal yang berarti, lalu menjadi rutinitas tanpa tujuan. Kita diingatkan Paulus untuk meletakkan dasar yang jelas akan tujuan hidup. Kita harus sampai pada Tuhan ketika hidup ini berakhir. Siapkah kita? Sabda selalu menyapa kita; peristiwa selalu memberi cerita hidup yang mengajarkan kebijaksanaan dan pertumbuhan jika kita mau merenungkannya.

Orang yang bertemu Yesus sangat ingin mendengarkan sabda dan merasakan kuasa Yesus. Mereka berusaha untuk mendekati Sang Mesias. Kita seharusnya bersikap sama seperti mereka. Mendekati Tuhan membuat kita tidak merasa kosong dan bahkan merasa didampingi dan diberdayakan. Kadang kita merasa pahit dalam hidup justru karena kita terlalu jauh masuk ke dalam dosa. Inilah saat kita berubah! Yesus siap mengampunimu dan memberimu hidup yang baru seperti orang lumpuh yang disembuhkan.

Sembuhkanlah aku, Ya Yesus, dari kesempitan cinta diri dan pemberontakanku. Aku akan berusaha lebih dekat dengan-Mu, membaca sabda-sabda-Mu dan membiarkan diriku dipimpin oleh Roh Kudus. Terpujilah Engkau selama-lamanya. Amin.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here