Senin, 26 Desember 2016

0
2740

schnor63

Hari ke-2 Oktaf Natal
Pesta Santo Stefanus, Martir Pertama (M)

Bacaan I: Kis. 6:8-10; 7:54-59

Mazmur: 31:3c-4.6.8a.16b.17; R:6a

Bacaan Injil: Mat. 10:17-22

Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata: ”Waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”

Renungan

Menjadi murid itu penuh risiko yang sekaligus merupakan konsekuensi yang harus ditanggung. Yesus sendiri sudah menegaskan bahwa jalan kemuridan adalah menyangkal diri dan memikul salib setiap hari. Kisah Stefanus menunjukkan risiko kemuridan itu: penolakan dan kematian.

Setiap hari kita berhadapan dan bergulat dengan begitu banyak persoalan dan godaan, realitas masyarakat dan dosa sosial yang mengusik hati nurani. Dilema sering menghinggapi kita, antara menghadirkan suara kenabian atau diam karena takut atau malah ikut terlibat. Idealnya memang berani menjadi nabi, tetapi risikonya terlalu besar dan mengerikan. Tak jarang akhirnya kita memilih diam saja.

Yesus mengingatkan kita agar tidak khawatir, sebab jalan hidup seorang murid selalu disertai gurunya. Ia berjanji kepada kita untuk selalu memberi karunia yang kita butuhkan dalam menghadapi setiap risiko pewartaan Injil. Beranikah kita menjadi murid sejati yang mau menghadapi segala risiko? Pada pesta Santo Stefanus martir ini kita mohon semangat kemartirannya agar juga bertumbuh di dalam diri kita, menjadi martir cinta kasih bagi sesama.

Ya Tuhan, jadikanlah aku murid yang berani untuk setia dan konsekuen dalam menghidupi iman akan Dikau, berani memikul salib setiap hari, dan berani menjadi saksi cinta-Mu bagi dunia. Amin.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here