Rabu, 27 Juli 2016

1
3271

pearl-of-great-price-vibrance1

PEKAN BIASA XVII (H)
Beato Maria Magdalena Martinengo; Beato Titus Brandsma;
Santo Pantaleon; Santo Aurelius dan Santa Natalia

Bacaan I: Yer. 15:10.16-21

Mazmur: 59:2-3.4-5a.10-11.17.18; R:17d

Bacaan Injil: Mat. 13:44-46

”Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipen­dam­kannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

Renungan

Ada orang menyimpan barang berharganya di bank, tetapi ada juga di tanah, di lantai, di loteng, di halaman rumah, di bawah bantal, atau di tempat-tempat tersembunyi lainnya. Orang Yahudi dahulu punya kebiasaan menyimpan harta berharganya di tanah. Itu yang kita baca dalam bacaan hari ini. Setelah ditemukan, orang itu ”karena sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya dan membeli ladang itu”. Berarti barang yang ditemukan itu sangat mahal harganya. Hal yang sama terjadi dengan ”mutiara yang sangat mahal, yang ditemukan, kemudian orang itu dengan sukacita menjual seluruh hartanya untuk membeli mutiara itu.”

Yang menjadi inti renungan di sini bukanlah harta terpendam atau mutiara yang sangat mahal, tetapi keadaan batin orang itu, yaitu sukacitanya, yang lalu pergi menjual semuanya untuk membeli harta/mutiara itu.

Setelah kita mendengar Firman Tuhan, sikap kita seharusnya adalah bersukacita dalam menghayatinya. Sebab, di dalam Firman Tuhan terkandung mutiara yang mahal harganya untuk kebahagiaan hidup kita, bukan saja di dunia ini tetapi juga di surga nanti. Tetapi yang terjadi tidaklah demikian. Hanya sedikit orang yang gembira dan antusias dengan Firman Tuhan. Tidak banyak pula yang merelakan diri untuk menjadi pelayan di kebun anggur Tuhan atau aktif dalam kegiatan-kegiatan Gereja-entah sebagai pengurus lingkungan, seksi paroki, prodiakon, OMK, dll.-karena masih menganggap urusan pribadi di luar sana jauh lebih berharga daripada merawat jiwa dan komunitas Gereja. Apakah kita pun demikian?

Ya Tuhan, semoga aku bersukacita mendengar firman-Mu hari ini dan menghayatinya dengan setia, sebab itulah yang paling berharga di dalam hidupku, yakni merawat jiwaku dan sesamaku agar bahagia di dunia dan selamat di akhirat. Amin.

1 komentar

  1. Redaksi PENA yang diberkati Tuhan, saya minta tolong kalau bisa kirimin saya renungan hariannya. Sangat bermanfaat sekali untuk renungan dan refleksi iman saya dan keluarga. Saya sangat bersyukur dan menghargai kalau ini dapat terwujud.
    Semoga Tuhan senantiasa memberkati karya Redaksi PENA. GBU All!!!

Leave a Reply to John Dolo Batal

Please enter your comment!
Please enter your name here