Sekretaris Paroki di Keuskupan Bandung diminta profesional, terampil dan tulus

0
6503

Sekretaris Paroki

Sebuah hotel berbintang di Kota Bandung hari itu dihuni oleh para sekretaris paroki dari paroki-paroki se-Keuskupan Bandung. Selain membicarakan Sistem Informasi Manajemen Umat (SIMU) Keuskupan Bandung yang menjadi tanggung jawab mereka bersama sekretaris DPP di keuskupan itu, mereka juga mendapat dorongan untuk melayani secara profesional yakni cerdas, terampil dan tulus.

Sebanyak 22 sekretaris paroki dari 26 paroki di Keuskupan Bandung hadir dalam Pembinaan Sekretaris Paroki di Hotel Pasundan Bandung, 15-16 April 2016. Mereka ditemani oleh 21 sekretaris DPP serta sekretaris Dewan Karya Keuskupan Bandung Matias Endar Suhendar.

Pertemuan yang dijalankan oleh Keuskupan Bandung dan Bimas Katolik itu mendengarkan masukan dari Vikaris Jenderal Keuskupan Bandung Pastor Yustinus Hilman Pujiatmoko Pr dan Sekretaris Keuskupan Bandung Pastor Ignatius Eddy Putranto OSC. Para sekretaris paroki dibina untuk bekerja dengan sukacita, dengan spiritualitas gembala baik dan pelayanan yang murah hati.

Pembicara lain dalam acara itu adalah Admin SIMU Keuskupan Bandung Antonius Sartono dan Tim Pengembang SIMU Keuskupan Bandung Christian Junaedi.

Sesuai pasal 32 Pedoman Dewan Pastoral Paroki, poin 6, menurut Pastor Hilman, “Paroki membentuk sekretariat dan apabila diperlukan mengangkat karyawan untuk tugas tersebut.”

Para karyawan yang disebut sekretaris paroki itu tegas imam itu, bertugas untuk “mengurus administrasi dan kesekretariatan paroki, khususnya surat masuk dan keluar, serta mengurus buku administrasi Gereja yakni pencatatan pelaksanaan sakramen-sakramen.”

Selain itu, lanjut imam itu, mereka menjadi sumber informasi bagi umat dan masyarakat yang membutuhkan, menerima tamu pastoran dan menyeleksi tamu yang akan berkunjung, serta mengatur penggunaan sarana dan prasarana paroki.

Cerdas, menurut imam  itu, adalah menggunakan pengetahuan dan akal, serta kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, imam itu mendorong para sekretaris paroki untuk “mau belajar terus, mencari informasi dan mengikuti pelatihan untuk semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan, serta bekerja produktif, inovatif dan kreatif.”

Untuk menjadi terampil, Pastor Hilman mendorong para sekretaris paroki untuk “memahami tugas dan tanggung jawab dengan baik, menjalankan sistem dan aturan yang berlaku, serta menguasai teknologi, sistem kesekretariatan serta SIMU.”

Kalau sekretaris paroki memiliki semangat pelayan dan menunjukkan sikap moralitas sebagai orang Kristiani, maka mereka bekerja dengan tulus. Sekretaris paroki, tegas Vikjen,“harus juga loyalitas, atau bersedia mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya, berkomitmen tinggi dalam menjalankan pekerjaan, serta totalitas atau bukan kerja sampingan.” Satu hal lagi yang diperlukan oleh sekretaris paroki adalah “Bekerja dengan sukacita.”

Sedangkan Pastor Eddy berharap agar Sekretaris Dewan Pastoral Paroki Harian “membangun suasana dan cara kerja pelayanan sekretariat sesuai spiritualitas gembala baik dan pelayanan yang murah hati.”

Sebagai sekretaris keuskupan, imam itu berharap agar sekretaris DPP dan sekretaris paroki bekerja sinergis dan menjalankan kewajiban-kewajiban kepada sekretariat keuskupan. Selain itu, kedua pihak itu diminta “membangun sistem kesekretariatan, arsip dan dokumentasi yang baik di paroki, memiliki data umat yang valid dan dapat digunakan, serta kerapian dan kesopanan dalam pelayanan.”

Pembicaraan mengenai SIMU lebih pada menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi sekretaris DPP dan sekretaris paroki atau tim SIMU paroki dalam menginput data. Diputuskan dalam pertemuan itu bahwa input data akan berakhir di akhir Juni 2016.

Menurut rencana, SIMU pertama dalam Gereja Katolik di Indonesia itu akan diperkenalkan kepada keuskupan-keuskupan di Regio Jawa, kemudian ke keuskupan-keuskupan se-Indonesia, agar semua keuskupan dan paroki bisa membuat kebijakan pastoral berbasis data dan informasi akurat, mutakhir dan lengkap, secara langsung atau real time.

Para sekretaris paroki, yang merupakan karyawan Keuskupan Bandung, sudah kembali dan bekerja di sekretariat masing-masing, seraya menanti undangan untuk rekreasi bersama semua karyawan Keuskupan Bandung, di suatu hari, di suatu tempat di Bulan Mei.(paul c pati)

Sekretarisn DPP

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here