Minggu, 07 Februari 2016

0
2770

jesus_fishermen

PEKAN BIASA V (H)

Santo Rikardus; Santa Koleta; Santo Gioivanni Triora
Beato Anselmus Polanco; Beata Rosalie Rendu

Bacaan I: 1Yes. 6:1-2a.3-8

Mazmur: 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8; R:1c

Bacaan II: 1Kor. 15:1-11

Bacaan Injil: Luk. 5:1-11

Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: ”Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: ”Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

Renungan

Orang yang baik menyadari bahwa dirinya tidak layak di hadapan Allah. Meskipun Allah menghendakinya menjadi utusan, tetapi Yesaya merasa tidak layak karena najis bibir. Dengan kesadaran dan kerendahan hati ini, Allah justru berkenan dan mengajaknya untuk menjadi pelayan Allah. Kekuatannya berasal dari Allah sendiri.

Kristus juga telah mati demi dosa-dosa kita. Ia terbuka pada kehendak Bapa. Ketakutan dan kemanusiaan-Nya telah kalah oleh ketaatan-Nya pada Bapa yang mengutus-Nya. Ketaatan ini membuat pelayanan-Nya menjadi lebih dalam, matang, dan menghasilkan buah yang berlimpah.

Bacaan ini mengajak kita untuk menerima setiap panggilan Tuhan dengan iman yang taat. Hal itu diperlihatkan oleh Simon ketika disuruh Yesus menebarkan jala di siang hari. Walaupun secara logika dan pengalaman hal itu akan sia-sia, namun Simon menuruti saja apa kata Yesus: ”…karena Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Iman dan ketaatan Simon membuahkan keajaiban yang luar biasa: mereka menangkap ikan dalam jumlah yang besar.

Tuhan ingin kita melayani-Nya, bukan hanya terbatas pada kekuatan kita, tetapi lebih dari itu, karena keyakinan iman bahwa Allah menopang kita dengan kuasa-Nya. Usaha manusia, ditopang dengan campur tangan Tuhan, akan menghasilkan hidup yang berlimpah.

Ya Allah, aku mau memenuhi panggilan-Mu menjadi pelayan. Ubah hatiku menjadi baru, agar aku tidak takut melayani, karena Engkaulah yang menguatkan aku. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here