Selasa, 02 Februari 2016

0
2553

 2-Feb-2016-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA IV (H) 

Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah (P).

Bacaan I: Mal. 3:1-4

Mazmur: 24:7,8,9,10

Bacaan Injil: 2:22-40 (Luk. 2:22-32).

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” [Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.]

Renungan

Tuhan selalu membuat persiapan agar kedatangan-Nya kelak terjadi dengan baik. Ia menyucikan orang agar layak menjadi persembahan bagi Tuhan. Setiap orang yang mencintai-Nya, memperoleh cinta-Nya dan diangkat menjadi anak-Nya. Yesus menjadi manusia dan dicintai oleh Bapa-Nya. Ia dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin kita. Ia akan menyelamatkan banyak orang. Ia pun dipersembahkan di Kenisah sebagai tanda Allah berkenan kepada-Nya. Simeon dan Hana adalah tanda yang memberi kesaksian bahwa Kasih Allah bersama-Nya.

Betapa indahnya jika kita pun dapat menyadari martabat kita sebagai anak-anak Allah yang baik. Setiap hari mempersiapkan diri untuk menjadi teladan yang hidup dari iman yang kita percayai, supaya setiap orang yang berjumpa dengan kita pun merasakan kebaikan Tuhan.

Semoga sabda Tuhan ini meneguhkan kita setiap kali kita akan melakukan hal yang tidak baik . Kita berusaha menguduskan tubuh, pikiran, dan tindakan kita agar sesuai dengan kehendak-Nya.

Ya Allah, biarlah hari ini aku melakukan hanya yang baik, yang pantas untuk menjadi persembahan bagi-Mu, demi Kristus Tuhan kami. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here