Kamis, 14 Januari 2016

0
2996

14-Jan-2016-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA I (H)

Santo Feliks dari Nola;
Beato Petrus Donders

Bacaan I: 1Sam. 4:1-11
Mazmur: 44:10-11.14-15.24-25; R:27b
Bacaan Injil: Mrk. 1:40-45

Sekali peristiwa, seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: ”Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: ”Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: ”Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Renungan

Orang-orang Filistin juga sadar dan tahu tentang Allah orang Israel yang menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Karena kesadaran ini pula mereka saling mengingatkan agar mempersiapkan diri menghadapi Israel. Rupanya bangsa Israel hanyut dalam ibadat semu, akhirnya harapan untuk mengalahkan bangsa Filistin dalam peperangan pun tidak berhasil.

Orang kusta yang disembuhkan dalam cerita Injil hari ini mengalami sukacita yang besar. Kita dapat membayangkan setelah sekian lama menderita kusta, diasingkan masyarakat dan dipandang sebagai orang berdosa, dalam waktu singkat mengalami kesembuhan. Perjumpaan orang kusta dengan Yesus mendatangkan perubahan dalam hidup dan kebahagiaan. Komunikasi tulus dan jujur antara orang kusta dengan Yesus mendatangkan pentahiran yang membahagiakan. ”Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan Aku”, demikian permohonan orang kusta. Yesus yang tergerak hatinya oleh belas kasihan, mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata, ”Aku mau jadilah engkau tahir”. Orang kusta menjadi tahir karena Sabda dan tindakan belas kasihan Yesus. Orang kusta berbahagia dan siap sedia mewartakan kabar gembira bagi banyak orang. Tindakan belas kasih bagi orang sakit akan berdampak pada penyebaran kabar gembira bagi banyak orang.

Ya Allah, gerakkan hatiku agar peka dan siap sedia menolong sesama yang menderita. Jadikanlah aku penyalur berkat dan pewarta kabar gembira bagi sesama. Amin.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here