Jumat, 18 Desember 2015

0
2748

18-Des-KWI-R-702x336

HARI BIASA KHUSUS ADVEN III (U) 

Santa Makrina Muda – Novena Natal hari ketiga

Bacaan I: Yer. 23:5-8

Mazmur: 72:1-2.12-13.18-19; R:7

Bacaan Injil: Mat. 1:18-24

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf sua­minya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ”Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” – yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya.

Renungan

Ada banyak orang yang tulus hati dan setia dalam hidup sehari-hari. Tulus hati dapat berarti mau memikirkan atau melaksanakan sesuatu tanpa praduga tertentu, keinginan balas jasa, kepercayaan penuh dan serentak menyatakannya dengan kesungguhan, kegembiraan dan kesetiaan. Bukanlah hal yang mudah untuk memiliki ketulusan hati dan semangat kesetiaan tersebut. Terlebih dalam dunia kita dewasa ini. Untuk memiliki ketulusan hati demikian, orang mesti siap dengan berbagai konsekuensi bahkan sadar akan pertaruhan harga diri. Namun, ketulusan hati dan kesetiaan dapat berbuah kebaikan dan kebahagiaan apabila membawa keselamatan bagi orang lain.

Ketulusan dan kesetiaan Yusuf untuk menerima Maria sebagai istrinya yang akan melahirkan Yesus, membawa konsekuensi yang tidak mudah. Namun, ketulusan hati ini mendatangkan keselamatan bagi banyak orang. Janji keselamatan melalui keturunan Daud yang telah diwartakan oleh para nabi kini tergenapi dalam diri Yesus Kristus. Allah ambil bagian dalam hidup manusia. Dan Allah menyertai perjuangan hidup manusia dalam diri Immanuel. Betapa dahsyat arti sebuah ketulusan itu. Kita pantas belajar dari Santo Yosef untuk memiliki hati yang tulus dan setia.

Ya Bapa Maha Pengasih, anugerahilah aku ketulusan hati dan kesetiaan untuk beriman kepada-Mu agar semakin mampu membawa warta cinta Yesus, Putra-Mu. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here