Senin, 28 September 2015

0
3206

28-Sept-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XXVI (H)

Santo Wenseslaus; Santa Eustakia; Santo Laurensius Ruiz, Yakobus
Kyushei Tomonaga, dan Dominikus Ibanez (martir dari Jepang)

Bacaan I: Za. 8:1-8

Mazmur: 102:16-21.29.22-23; R:17

Bacaan Injil: Luk. 9:46-50

Sekali peristiwa timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: ”Barang siapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” Yohanes berkata: ”Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Yesus berkata kepadanya: ”Jangan kamu cegah, sebab barang siapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”

Renungan

Mari kita menyoroti spiritualitas anak-anak. Apa kelebihan dari anak-anak yang bisa kita teladani. Yang pertama, anak-anak kecil ketika bermain memang bisa bertengkar, namun mereka tak lama kemudian akan bermain lagi, berlari bersama dan tertawa bersama. Anak-anak tidak pernah membawa beban di dalam hidup mereka. Mereka akan dengan mudah saling mengampuni.

Berbeda dengan orang dewasa. Orang dewasa punya kebiasaan kalau sudah disakiti maka akan terus disimpan bahkan dibawa mati sulit untuk mengampuni. Semoga kita tidak demikian.

Kelebihan kedua anak-anak adalah karena anak-anak tidak punya prasangka dalam hidup mereka. Mereka punya paham baik tentang teman-temannya yang penting bisa bermain bersama.

Bagaimana dengan orang dewasa? Kecenderungan orang dewasa adalah dengan pikirannya yang complicated kita suka berpikir terlalu rumit tentang orang lain dan gampang sekali punya prasangka. Inilah penghambat kita dalam berelasi dengan sesama.

Bukan tanpa maksud bahwa hari ini Yesus mengambil contoh anak kecil untuk ditunjukkan kepada kita agar kita belajar dari anak-anak.

Ya Bapa, ampunilah aku bila hidupku dipenuhi dengan prasangka dan sulit mengampuni sesama. Amin.

Sudah terbit. Silahkan membelinya di Toko Buku Obor

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here