Sabtu, 19 September 2015

0
3189

19-Sept-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XXIV (H)
Santo Yanuarius; Santo Theodorus;
Santa Emillia de Rodat;
Santo Fransiskus Maria dari Camporosso

Bacaan I: 1Tim. 6:13-16

Mazmur: 100:2-5; R:2c

Bacaan Injil: Luk. 8:4-15

Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: ”Adalah seorang penabur keluar untuk menabur­kan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: ”Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. Lalu Ia men­jawab: ”… Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekhawatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”

Renungan

Perumpamaan tentang benih yang jatuh di empat  jenis tanah sangatlah terkenal. Ini perumpamaan yang sangat indah. Tetapi yang menarik adalah mengapa benih itu bisa jatuh di macam-macam tempat? Mengapa si penabur tidak membuatnya jatuh di tanah yang subur? Ini bagian dari misteri kehidupan mengapa ada macam-macam orang dalam Gereja terkait dengan dengan keaktifannya dan tingkat kerohaniannya.

Ada orang yang  sangat rajin ikut misa, bahkan misa harian pasti tak pernah bolos. Kalau bolos rasanya ada sesuatu yang kurang. Tetapi ada juga orang yang hanya ikut misa mingguan. Lebih jauh lagi, ada yang hanya datang misa seperti kapal selam, kadang muncul, kadang tenggelam. Bahkan hanya muncul pas Natal atau Paskah. Hebatnya lagi, ada yang sudah bablas tidak mau lagi datang ke Gereja, tetapi masih mengaku Katolik.

Kedalaman iman seseorang berbeda-beda. Berdasarkan perumpamaan hari ini ada beberapa penghambat benih itu bertumbuh subur. Ada yang terhambat karena ada yang mencabutnya, penderitaan hidup membuat iman kita tipis dan satunya lagi adalah karena tawaran atau godaan dunia. Kita masuk pada kelompok yang mana? Tentu harapannya bahwa kita termasuk benih yang sudah bertumbuh subur dan kerohanian kita sedang sangat bagus.

Ya Bapa, singkirkanlah segala penghalang yang membuat imanku tidak bertumbuh.  Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here