Senin, 6 April 2015

0
1709

ivanov3a

OKTAF PASKAH (P)

Santo Selestinus, Paus; Santa Kresensia Hoess; Santo Notker

Bacaan I: Kis. 2:14.22-32

Mazmur: 16:1-2a.5.7-8.9-10.11; R: 1

Bacaan Injil: Mat. 28:8-15

Pada waktu itu, perempuan-perempuan pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.  Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ”Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: ”Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: ”Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Renungan

Pada zaman ini, memiliki kuasa dan pengaruh di lingkungan kerja, lingkungan organisasi, masyarakat, tampaknya menjadi sebuah keharusan. Kehilangan pengaruh dan kekuasaan seakan menjadi ketakutan yang sangat mengerikan. Kehilangan pengaruh terhadap orang lain menjadikan orang-orang kemudian menghalalkan segala cara agar tidak kehilangan pengaruh dan kekuasaan itu. Sikap ”nakal” orang-orang inilah yang kemudian justru menghancurkan kebenaran. Inilah sikap yang ditunjukkan juga oleh para tetua pada masa Yesus. Mereka adalah orang-orang Yahudi. Mereka takut seandainya pemeluk agama Yahudi kemudian percaya dan beralih kepercayaan terhadap Yesus yang telah bangkit dari kematian. Cara yang mereka ambil sangatlah licik, mereka membuat fitnah yang berpengaruh sampai saat ini bahwa mayat Yesus telah dicuri orang.

Itulah yang sering kali terjadi dalam hidup kita. Kita sering mengorbankan kebenaran hanya untuk keamanan posisi nyaman kita. Kita tidak sadar bahwa dengan demikian, kita sama saja dengan para penatua pada zaman Yesus. Mereka menjual kebenaran untuk kebenaran yang sebenarnya salah. Jahatlah kita jika kita yang telah menerima Yesus dalam hidup kita, justru kitalah juga yang mengkhianati kebenaran itu. Baiklah kita semakin mampu dan berani mengatakan ”ya” jika benar dan ”tidak” jika salah. Fitnah dan suap-menyuap merupakan tindakan orang-orang yang anti-Kristus.

Tuhan Yesus Kristus, ajarkan aku untuk berani seperti Engkau, berani karena benar dan meminta maaf jika salah. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here