Senin, 9 Maret 2015

0
1880

 

PEKAN PRAPASKAH III (U)
Santo Primus dan Santo Felicianus; Santo Efrem; Santa Fransiska Romana; Santo Gregorius dari Nyssa

Bacaan I: 2Raj 5:1-15a

Mazmur: Mzm 42:2.3; 43:3.4; R:42:3

Bacaan Injil: Luk. 4:24-30

Ketika  Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata  kepada umat di rumah ibadat: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Renungan

Keselamatan itu bersifat universal, diperuntukkan bagi siapa saja, bukan hanya bagi orang yang mengaku diri saleh, mengaku beriman, yang lebih rajin ke Gereja, atau yang dikenal baik dalam masyarakat. Keselamatan adalah hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan yang tidak terbagi dan tidak terganggu oleh posisi dan kekuasaan duniawinya. Seorang perempuan janda di Sarfat dan Naaman seorang kusta dari Siria, keduanya beroleh keselamatan dari Tuhan, walaupun bukan orang Israel yang memposisikan diri sebagai umat pilihan Allah.

Dalam hidup sehari-hari, kita melihat ada orang minta diselamatkan atau disembuhkan, tetapi kepercayaannya tidak penuh. Ia tidak dapat ditolong karena ragu-ragu atau bahkan sebenarnya kurang percaya, hanya coba-coba. Berhadapan dengan Tuhan, kita perlu meletakkan kepercayaan secara penuh, sehingga kita dapat ditolong-Nya.

Tuhan kita Mahakuasa, tetapi kepercayaan kita dihargai-Nya. Apa pun status dan jabatan kita, atau seberapapun pengaruh kita di dalam Gereja dan di tengah masyarakat, tetapi jika kita tidak percaya kepada Tuhan dan rendah hati berharap akan kemurahan-Nya, kita tidak diselamatkan. Kita akan sama seperti orang-orang seasal Yesus yang mengenal Dia, tetapi tidak percaya kepada-Nya. Keselamatan hanya milik orang yang percaya kepada-Nya.

Ya Allah, bentuklah hatiku seperti hati orang-orang kudus-Mu yang rendah hati dan mau dibimbing, supaya aku dapat menghadapi setiap persoalan hidupku bersama-Mu dengan iman yang teguh. Amin.

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here