Jumat, 6 Februari 2015

0
1982

St Paulus Miki dkk diambil dari catholic Fire

PEKAN BIASA IV (H)

Santa Dorothea dan Santo Theophilus

Peringatan Wajib Santo Paulus Miki, dan kawan-kawan, Martir

Bacaan I: Ibr. 13:1-8

Mazmur: 27: 1.3.5.8b-9abc; R: 1a

Bacaan Injil: Mark 6:14-29

Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab …)

Renungan

Santo Ignatius Loyola dalam buku Latihan Rohani menuliskan tentang salah satu patokan pembedaan roh. Ignatius mengatakan bahwa Roh baik selalu memberi dorongan, semangat dan kekuatan pada orang untuk berani melawan hambatan-hambatan yang dialami. Roh baik selalu menegur dengan menghantam akal budi seseorang bila ada godaan dari roh jahat.

Dalam bacaan hari ini, terlihat jelas bahwa sebenarnya Herodes sudah ditegur oleh Roh Baik, “apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia” (Mrk. 6:20). Juga pada saat ia mendengar permintaan anak perempuan Herodias, hati Herodes menjadi sedih (bdk. ay. 26). Namun, situasi batín Herodes sangatlah lemah, rasa gengsi mengalakan teguran hati nuraninya, sehingga pilihannya adalah pilihan yang membawa kepada kematian. Ia berlaku sewenang-wenang terhadap Yohanes Pembaptis yang sesungguhnya tidak bersalah (bdk. Ibr. 13:3).

Setiap kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam hidup. Kemampuan untuk mengenali kehendak Allah dalam hidup sangatlah dibutuhkan, agar pilihan yang kita ambil semakin membawa kita pada kehidupan dan keselamatan.

Tuhan, tuntunlah aku untuk selalu mengenali suara-Mu dalam diriku yang selalu membawa aku pada keselamatan. Amin

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here