Orang Nigeria hadiri Misa Natal tanpa indahkan pembom bunuh diri

1
4245

Urbi et Orbi

Pesan “Urbi et Orbi” Paus Fransiskus tahun ini juga menyebut Nigeria. Seolah-olah menanggapi pesan paus itu, ratusan umat Katolik, banyak dari mereka korban Boko Haram yang sebelumnya kuatir akan pelaku bom bunuh diri, menghadiri Misa Natal di Maiduguri, demikian laporan Pastor Paul Samasumo dari Radio Vatikan di Afrika, 29 Desember 2014.

“Urbi et Orbi” yang berarti “untuk kota Roma dan Dunia” adalah sambutan dan berkat yang diberikan Paus saat Paskah dan Natal. Menurut Pastor Samasumo, dalam pesan tahun ini Paus Fransiskus memandang Nigeria dan Afrika serta menghibur Nigeria.

“Semoga Kristus Juruselamat memberikan perdamaian bagi Nigeria, di mana [bahkan dalam jam-jam ini] semakin banyak darah ditumpahkan dan terlalu banyak orang mengalami perampasan harta secara tidak adil, disandera atau dibunuh. Saya memohon perdamaian juga untuk bagian lain benua Afrika, dengan secara khusus memikirkan Libya, Sudan Selatan, Republik Afrika Tengah dan berbagai daerah di Republik Demokratik Kongo. Saya mohon agar semua penanggung jawab politik untuk berkomitmen melakukan dialog guna mengatasi perbedaan dan hidup bersama selamanya dengan penuh persaudaraan,” kata Paus Fransiskus.

Kata-kata Paus Fransiskus yang menyentuh ini, kata imam itu, tentu membawa secercah harapan Natal bagi banyak warga Nigeria bagian Timur Laut. “Orang-orang Nigeria tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam penderitaan mereka,” kata Pastor Samasumo.

Uskup Maiduguri Mgr Oliver Dashe Doeme mengatakan, situasi tetap menyedihkan di negara-negara yang mengalami dampak kekejaman Boko Haram. Menurut Pastor Samasumo, homili Natal yang disampaikan uskup itu adalah salah satu yang menghibur. “Dia mengatakan kepada umat bahwa nama-nama mereka telah tertulis dalam kitab kehidupan di surga, bahkan di saat mereka menderita sakit dan ditolak di bumi.”

Uskup Doeme juga mengatakan kepada Layanan Bahasa Inggris untuk Afrika dari Radio Vatikan, melalui Pastor Gideon Obasogie, Direktur Komunikasi dari Keuskupan Maiduguri, bahwa pengambilalihan banyak kota dan desa di bagian timur laut Nigeria oleh Boko Haram mengakibatkan banyak pengungsi dalam negeri. Ada yang tinggal di gua-gua dan di dalam hutan. Ada yang mengungsi di rumah-rumah orang yang berkehendak baik dan di bangunan-bangunan milik Gereja di daerah yang “masih aman” dari serangan Boko Haram.

Menurut pusat pemantauan pengungsian dalam negeri, “serangan-serangan milisi Islam ‘Boko Haram’ meningkat dramatis sejak pertengahan 2014 dan menyebabkan krisis perlindungan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Nigeria Timur Laut. Laporan menyebutkan, kekacauan memaksa 1,5 juta orang mengungsi ke bagian lain negeri itu dan setidaknya 150.000 warga lain mengungsi di negara tetangga yakni Chad, Niger dan Kamerun.”

“Africa Check.org” mengutip Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, yang mengatakan bahwa lebih dari 13.000 orang tewas sejak dimulainya pemberontakan Boko Haram tahun 2010. Angka ini secara luas dikatakan akurat oleh banyak organisasi yang memantau situasi di Nigeria.

Boko Haram mengklaim menjalankan misi untuk mendirikan negara Islam di Nigeria bagian Timur Laut. Kampanye brutal mereka menargetkan orang-orang Kristen, gereja-gereja, sekolah-sekolah dan pasar-pasar. Namun, lama-kelamaan mesjid-mesjid dan umat Islam pun tak terhindar.

Semenjak itu Boko Haram memperoleh tank, peluncur roket dan senjata anti-pesawat. Peningkatan penggunaan wanita yang mengenakan rompi bunuh diri yang terjadi baru-baru ini menjadi tanda taktik yang sangat menyedihkan dan kurang signifikan. Penculikan setidaknya 276 siswi dari sebuah sekolah menengah negeri di kota Chibok, Borno bagian Selatan, sungguh mengejutkan dan berani. Sejak penculikan tanggal 14 April 2014 itu, keberadaan 219 gadis itu masih misteri.

Para pengeritik mengatakan, mulai sekitar Oktober, mereka mencatat peningkatan operasi militer terhadap Boko Haram. Meskipun banyak tantangan, dikatakan bahwa tentara Nigeria membuat beberapa langkah terpuji dalam mengurangi serangan Boko Haram. Menjelang akhir Desember, tahun ini, pengadilan militer Nigeria menghukum mati 54 tentara karena menolak melawan Boko Haram.

Sementara itu, Keuskupan Maiduguri bersama Keuskupan Yola terus membantu pengungsi akibat kekerasan itu. Mereka sangat membutuhkan air, makanan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan medis, kata Mgr Oliver Dashe Doeme.

Dalam semua upaya ini, universal Gereja dan Paus Fransiskus, khususnya, ada bersama dengan semua orang yang menderita, namun Bapa Suci berada secara khusus bersama dengan orang-orang Nigeria. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)

Bishop-Oliver-Dashe-Doeme Urbi et Orbi2

 

Uskup Maiduguri Mgr Oliver Dashe Doeme

1 komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here