Pendirian gereja dan penolakan guru Kristen diangkat dalam silaturahmi pemuka agama

0
3677

DSCN2893

Silaturahmi antara tokoh agama Katolik dan Protestan dengan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, yang berlangsung di Pendopo Bupati Tangerang baru-baru ini, juga membicarakan tentang izin pendirian gereja serta penolakan guru Kristen dan Katolik di sekolah-sekolah negeri.

Pertemuan tanggal 8 Februari, yang bertujuan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan pemerintah Kabupaten Tangerang dan yang diprakarsai oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tangerang, dihadiri oleh Bupati Tangerang, Ketua FKUB Kabupaten Tangerang KH Afif Afifi, anggota perwakilan FKUB Katolik Yohanes Nur Wahyudi, perwakilan FKUB Protestan Pendeta Ufati Zebua, sejumlah pejabat teras Pemkab Tangerang, dan sekitar 300 tokoh agama.

Selain mendengarkan berbagai arahan, pada saat tanya jawab muncul pertanyaan tentang izin mendirikan gereja yang masih menghadapi kendala, penolakan guru agama Kristen dan Katolik di sekolah-sekolah negeri, juga peran umat Kristiani dalam ikut serta menciptakan toleransi yang lebih menjamin kerukunan.

Berkaitan dengan izin pembangunan gereja, bupati mengatakan bahwa semuanya telah tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri yang mengatur tentang persyaratan pendirian rumah ibadat atau gereja. “Pemerintah tidak melarang, bahkan selalu mendorong. Jikalau memenuhi persyaratan maka mendirikan gereja boleh-boleh saja,” kata Bupati Iskandar.

Menanggapi pertanyaan mengenai penolakan guru Kristen, juga Katolik, di sekolah negeri di wilayah Kabupaten Tangerang, Iskandar merasa prihatin dan akan melakukan koordinasi dengan Diknas Kabupaten. “Memang secara riil Kabupaten Tangerang masih kekurangan guru umum sebanyak 3000-an. Persoalan guru agama mungkin nanti dibicarakan secara khusus di tingkat kabupaten,” katanya.

Juga dikatakan, pemerintah daerah belum bisa memberikan bantuan memadai untuk guru-guru yang akan mengabdi di kabupaten itu, karena keterbatasan anggaran daerah. Sebagai bupati, dia juga masih menunggu hasil penerimaan guru yang saat ini belum diumumkan hasilnya. “Kalau ada yang mau mengabdikan diri sebagai guru, kabupaten masih membutuhkan, hanya kesejahteraan kurang dari UMR,”’ katanya.

Kepala Paroki Santo Gregorius Agung Kota Bumi Pastor Adrianus Andy Gunardi Pr yang hadir dalam pertemuan itu bertanya kepada bupati apa yang perlu dilakukan oleh umat Katolik untuk membantu Pemkab Tangerang dalam kaitan dengan kehidupan sosial.

Menanggapi pertanyaan itu, Bupati Iskandar mengatakan terlalu banyak hal bisa dilakukan, contohnya, problem sampah yang saat ini menjadi keprihatinan bersama, kata bupati. “Sampah sesungguhnya suatu yang momok, tapi kalau dikelola secara baik akan bernilai ekonomi tinggi,” kata bupati.

Berbicara dalam pertemuan itu, Afif Afifi mengajak peserta mengembangkan kesalehan-kesalehan sosial. “Untuk menciptakan damai di tengah masyarakat, perlu dilakukan kebaikan-kebaikan dalam lingkungan sekitar, termasuk dalam keluarga. Jika hal kecil itu dilakukan, maka kehidupan antarumat beragama dan situasi toleransi pasti tercipta dengan baik,” tegasnya.

Kegiatan silaturahmi itu adalah kegiatan paling pertama yang dilakukan sejak Iskandar terpilih menjadi orang nomor satu di Kabupaten Tangerang. Sejumlah peserta yang ditemui PEN@ Indonesia menilai, kegiatan itu merupakan suatu yang baik yang perlu dilakukan. (Konradus R Mangu )***

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here