Dewan Kardinal dan Bapa Suci bicarakan eklesiologi Konsili Vatikan II

0
3192

papa

Dewan Kardinal yang terdiri dari delapan kardinal yang bertanggung jawab untuk membantu Uskup Roma dalam memimpin atau memerintah Gereja universal dan merevisi Konstitusi Apostolik Pastor Bonus dalam Kuria Romawi bertemu di Vatikan sejak 1 Oktober 2013 dan akan berakhir 3 Oktober 2013.

Menurut keterangan Direktur Kantor Pers Tahta Suci Pastor Federico Lombardi kepada wartawan, pertemuan itu dibuka oleh Paus Fransiskus dengan introduksi dan refleksi mengenai “eklesiologi Konsili Vatikan II.” Refleksi itu, kata Pastor Lombardi, memberikan “visi teologis dan spiritual yang lebih luas dari Gereja, yang terinspirasi dari eklesiologi Konsili Vatikan II dan implementasi tema-temanya.”

 

Eklesiologi adalah sub-disiplin ilmu teologi yang membahas mengenai hakikat dan fungsi Gereja, berkaitan dengan identitas dan misi Gereja di dalam dunia.

Kemudian dewan itu mendiskusikan berbagai isu mulai dari hubungan Gereja universal dan Gereja lokal hingga peran kaum awam yang menjadi karya Dewan Kardinal itu. “kemudian mereka akan mempertimbangkan struktur pemerintahan” (paus).

Dijelaskan oleh Pastor Lombardi, seperti dikutip oleh Zenit.org, bahwa delapan anggota Dewan itu memulai setiap hari dengan Misa pagi bersama Bapa Suci di kapel Domus Sanctae Marthae. Pertemuan itu dimulai di perpustakaan pribadi di Istana Apostolik Vatikan, namun pertemuan pagi dan sore hari selanjutnya dilaksanakan di sebuah ruangan di Domus Sanctae Marthae, tempat para anggota dewan itu tinggal.

Pastor Lombardi mengatakan kepada wartawan bahwa aspek penting dari dewan itu adalah bahwa mereka bukanlah “delegasi berdasarkan benua.” Sesungguhnya, “mereka adalah anggota dari kolese para uskup yang memiliki perspektif dari seluruh dunia, dan akrab dengan masalah-masalah nyata yang dihadapi Gereja di seluruh dunia,” jelas imam itu.

“Mereka semua adalah orang-orang yang Paus sangat hormati. Paus sangat mempercayai mereka dan sependapat dengan mereka. Saran-saran mereka Paus anggap dapat membantu dalam pengambilan pendekatan yang paling sesuai untuk memimpin Gereja,” kata imam itu seraya menegaskan bahwa itu bukanlah tidak penting karena kepercayaan dan penghargaan bisa membuat iklim ketenangan yang diperlukan untuk dialog terbuka dan konstruktif.

Sesi sore di hari pertama membahas panjang lebar tentang Sinode para Uskup. Sesi itu dihadiri oleh Sekretaris Sinode, Uskup Agung Lorenzo Baldisseri. Dalam kesempatan itu, jelas Pastor Lombardi, Bapa Suci menyinggung tema bersifat antropologis yang mungkin bisa diangkat oleh sinode berikutnya yakni “Keluarga menurut Injil.”

“Paus Fransiskus mengatakan bahwa tema-tema utama seperti keluarga dan pastoral perkawinan akan menjadi acara harian dalam kegiatan Gereja di waktu dekat,” kata Pastor Lombardi.

Sedangkan pertemuan di hari kedua difokuskan pada reformasi Kuria dan pekerjaan berbagai dikasteri di Tahta Suci.

Banyak saran dan sumbangan dibagikan dalam pertemuan itu, maka Pastor Lombardi mengharapkan agar umat tidak mengharapkan akan ada kesimpulan dalam waktu dekat, karena “ini tugas jangka panjang.”***